Beranda Berita Nasional Ketua Kombers KCMI, Lufi Rachmad: Kebutuhan CPI Nikel semakin Banyak

Ketua Kombers KCMI, Lufi Rachmad: Kebutuhan CPI Nikel semakin Banyak

1105
0

NIKEL.CO.ID, 19 Juli 2022-Ketua Komite Bersama KCMI, Lufi Rachmad mengatakan, seiring makin berkembangnya varian produk pengolahan nikel, ke depan kebutuhan Competent Person Indonesia (CPI) semakin banyak. Saat ini jumlah CPI untuk komoditas nikel sebanyak 51 orang.

Komite Bersama (Kombers) memiliki tugas pokok di antaranya membuat standar sistem verifikasi CPI yang wajib digunakan oleh kedua Komite Implementasi Competent Person pada Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI). Kombers juga mensinergikan antara PERHAPI dan IAGI dalam kaitannya dengan penegakan Kode Etik, Kode Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI) dan Sistem Competent Person.

Ketua Kombers KCMI, Lufi Rachmad menyebutkan jumlah komposisi CPI yang ada di Indonesia. Per Januari 2022 ada 427 CPI, sekarang jumlahnya bertambah hampir 450 CPI. Dari jumlah tersebut, sebanyak 215 CPI tergabung dalam organisasi profesi IAGI dan 212 di PERHAPI.

“Kategori CPI di PERHAPI untuk Estimasi Cadangan ada 115 orang, Estimasi Sumber Daya 43 orang, Pelaporan Hasil Eksplorasi (PHE) 25 orang, sisanya ada yang Estimasi Sumber Daya dan Estimasi Cadangan, ada PHE dan Estimasi Cadangan, serta PHE dan Estimasi Sumber Daya,” jelas Lufi Rachmad saat memberikan materi pembekalan kepada 18 calon CPI dan 5 orang peserta Workshop CPI Nikel tentang Melakukan Estimasi dan Pelaporan Sumber Daya dan Cadangan Nikel Berdasarkan Kode KCMI di Hotel Novotel Jakarta, Senin (18/7/2022).

Workshop CPI Nikel yang diselenggarakan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) bekerjasama dengan PERHAPI dan IAGI ini diselenggarakan selama 5 hari, hingga Jumat (22/7/2022). Para calon CPI dan peserta workshop akan diberikan pembekalan pendidikan dan pelatihan di kelas oleh para pemateri, salah satunya adalah Lufi Rachmad.

Kategori CPI di IAGI untuk Estimasi Sumber Daya 23 orang, PHE 7 orang,  sisanya mayoritas adalah PHE dan Estimasi Sumber Daya 88 orang, Estimasi Sumber Daya dan Estimasi Cadangan  1 orang, dan ada Estimasi Cadangan saja.

Sementara komposisi CPI berdasarkan komoditas, di PERHAPI sekitar 77% atau 168 orang untuk komoditas batu bara, di IAGI mayoritas untuk komoditas di emas, hampir 85%. Untuk komoditas nikel, di PERHAPI ada 11 orang atau 5%, di IAGI sekitar 40 orang atau 17%.

“CPI komoditas nikel cukup lumayan banyak. Dengan makin berkembangnya nikel, ke depan kebutuhan CPI nikel makin banyak,” ujarnya.

Pria yang 26 tahun berkecimpung di industri pertambangan ini mengkonfirmasi tentang jumlah sumber daya nikel Indonesia yang telah dilaporkan ke data di luar negeri. Menurut data itu, jumlah sumber daya nikel Indonesia tidak tak terbatas, sehingga pemerintah membuat kebijakan meratifikasi kebijakan ekspor nikel.   

Dia juga mengungkapkan terkait laporan RAKB yang sudah masuk ke Kementerian ESDM. Jika melihat dari semua laporan RKAB, jumlah  PHE, sumber daya dan cadangan nikel besar sekali.  Pemerintah akhirnya melakukan filterisasi data-data dari RKAB tersebut.

“Data RKAB mana yang dibuat oleh CP dan non-CP. Ternyata data yang dibuat bukan dari CP, gila-gilaan. Kemudian dipecah lagi datanya berdasarkan  yang dibuat CPI dan non-CPI. Saya dapat informasi, banyak data yang tidak terkontrol. Ini yang mendasari mengapa pemerintah meminta semua data RKAB ditandatangani oleh CPI,” paparnya.

Menurutnya, saat ini jumlah IUP untuk semua komoditas hampir 10.000 IUP. Sedangkan perkembangan jumlah CPI diperkirakan bertambah antara 450 hingga 500 orang. Jika dirata-rata, satu CPI  menangani 200 IUP. 

“Agak spektakuler. Karena itu, kita dari Kombers siap mendukung pemerintah, melalui Workshop CPI Nikel ini dan nanti ada workshop berikutnya tentang CPI,” imbuhnya.

Dia menekankan, jika calon CPI mengikuti ujian atau verifikasi dinyatakan tidak lulus bisa melakukan banding. Kadang-kadang calon CPI merasa ada verifikator yang sentiment.  Dari aduan itu, nanti akan dibentuk Verifikator Ad Hoc, mereka akan mengecek ulang atas penilaian verifikator sebelumnya. Termasuk akan mengecek jawaban dari calon CPI dari soal pertanyaan ujian yang diikutinya.

“Kita usahakan harus fair. Semua calon CPI akan diperlakukan sama dalam proses verifikasi. Sejauh ini saya menilai verifikator dari PERHAPI dan IAGI cukup kredibel, berkompeten, dan fair. Yang lulus dinyatakan lulus, yang tidak lulus ya tidak lulus,” tukasnya. (Syarif)