NIKEL.CO.ID, 8 Maret 2022—Seminggu setelah sanksi luas terhadap Rusia dijatuhkan oleh negara-negara Barat dan koleganya, harga nikel bersama sejumlah logam industri lainnya benar-benar gila-gilaan naiknya. Kenaikannya hingga 30%, tertinggi dalam 15 tahun terakhir ini.
Harga salah satu bahan pokok baterai kendaraan listrik dan baja nirkarat ini meroket hampir 43.000 dolar AS per ton atau tepatnya 42.990 dolar AS per ton pada Selasa (8/3/2022) pukul 11.00 WIB di pasar logam dunia, London Metal Exchange (LME). Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan penutupan Senin kemarin (7/3/2022), yakni 39,305 dollar AS per ton.
Kenaikan tersebut dipicu oleh kekhawatiran pasokan di tengah persediaan yang semakin menipis. Selama ini Rusia memasok sekitar 10% dari kebutuhan nikel dunia. Menurut analis Citi, Max Layton, harga komoditas logam, termasuk nikel, memperlihatkan kecendrungan naik terus selama beberapa bulan ke depan.
Amerika Serikat dan sekutu Eropanya yang menggagas pelarangan impor minyak Rusia juga telah menimbulkan kekhawatiran di pasar logam, yang naik secara keseluruhan. Sehingga, persediaan nikel di gudang yang terdaftar di LME semakin rendah. Stok nikel LME, yakni 76.830 ton, turun 70% sejak April tahun lalu, terendah dalam dua tahun lebih ini.
“Penurunan persediaan LME yang berkelanjutan dan meningkatnya masalah rantai pasokan mendorong harga naik akibat kelangkaan pasar,” kata analis ING, Wenyu Yao. (Fia/Editor: Rusdi)