NIKEL.CO.ID, 27 Januari 2022- Harga patokan nikel mengalami naik turun dalam sepekan ini. Informasi dari London Metal Exchange (LME) pada Kamis (27/01/2022) pukul 16.28 WIB, harga nikel dunia tercatat US$ 23,400/ton. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan penutupan kemarin, Rabu (26/01/2022) sebesar US$ 21,695/ton.
Besar kemungkinan naik turunya harga nikel dikarenakan isyarat The Fed yang akan menaiki suku bunga pada Maret 2022.
Mengkutip CNBC, Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) memberikan sinyal jelas akan menaikkan suku bunga pada Maret. Hal ini bakal dilakukan pertama kalinya pasca memangkasnya hingga nol akibat pandemi Covid-19. Dengan menaikkan suku bunga, diharapkan dapat mengurangi inflasi di AS yang merajalela.
“Saya akan mengatakan bahwa komite berkeinginan untuk menaikkan suku bunga dana federal pada pertemuan Maret, dengan asumsi bahwa kondisinya sesuai untuk melakukannya,” kata Ketua The Fed, Jerome Powell kepada wartawan seusai rapat FOMC, Rabu (26/1/2022) waktu setempat.
Kenaikan suku bunga AS dapat memangkas likuiditas di pasar keuangan dan mengurangi prospek pemulihan ekonomi. Sementara mata uang dolar AS yang lebih kuat membuat logam yang dibanderol dengan greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Menurut seorang Analis di Amalgamated Metal Trading, Tom Mulqueen, pelemahan harga aset berisiko yang lebih luas terkait dengan taruhan kenaikan suku bunga Fed membebani logam dasar, terutama nikel yang dalam beberapa minggu ini sedang menguat.
Sementara di China, berdasarkan laporan Shanghai Metals Market (SMM), pasokan spot nikel sulfat saat ini terbatas karena produksi dipotong akibat kerugian operasi sebelumnya. Banyak produsen PCAM (prekursor bahan aktif katoda) berhasil berproduksi secara normal, dan akan mempertahankan output-nya dengan cara self-dissolution atau outsourcing nikel sulfat pasca liburan Chinese New Year (CNY).
Dalam skenario ini, permintaan bahan baku nikel sulfat akan tetap tinggi. Dan karena peningkatan produksi intermediet nikel proses basah dan nikel matte saat ini masih terbatas, maka bahan baku yang dapat langsung dibeli dan digunakan masih didominasi briket nikel.
Oleh karena itu, SMM percaya bahwa permintaan briket nikel akan tetap kuat, dan briket nikel SHFE dan LME akan terus menurun dengan penurunan bulanan lebih dari 5.000 mt.
Untuk pelat nikel, pasokan pelat nikel dalam negeri masih terbatas, dan spot premium masih tinggi. Meskipun produksi Nornickel telah dilanjutkan, ekspor ke China masih tidak berubah. Dengan demikian, SMM berkeyakinan bahwa kontrak berjangka akan mempertahankan keterbelakangan yang besar di tengah persediaan nikel murni yang terus menurun. Pasar berjangka masih menyukai posisi beli di tengah persediaan yang sangat rendah. (Fia/Syarif/bbs)