NIKEL.CO.ID, 15 FEBRUARI 2023 – Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menyampaikan bahwa transisi energi menjadi peran strategis untuk mewujudkan net zero emission dari target Pertamina untuk mengurangi CO2 sebesar 32% atau setara dengan 912 juta ton pada 2030.
Hal itu disampaikannya ketika menjadi pembicara dalam Leadership Talk dan bagian dari National Energy, Climate, Sustainability Competition (NECSC) 2023, yang diselenggarakan oleh Society Renewable Energy (SRE), di Makara Art Center Universitas Indonesia, Depok baru-baru ini.
“Untuk mewujudkan peran strategis tersebut, Pertamina menerapkan pilar transisi energi, di antaranya mengembangkan bioenergi, geothermal, hydrogen, EV battery dan ESS, gasification, new and renewable energy, natural based solution, carbon capture utilization and storage, dan ammonia,” kata Dirut Pertamina Nicke dalam keterangan pers BUMN, Rabu (15/2/2023).
Menurut Nicke, sebagai Badan Usaha Milik Negara, Pertamina diamanatkan untuk mengelola energi nasional dan berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah dalam mengurangi emisi karbon. Tujuannya adalah untuk menjaga kenaikan suhu global dengan menaikkan target Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) menjadi 32% atau setara dengan 912 juta ton CO2 pada 2030. Indonesia sebelumnya, menargetkan pengurangan emisi karbon 29% atau setara dengan 835 juta ton CO2.
“Komitmen tersebut ditunjukkan Pertamina dengan memainkan peran penting dalam memimpin transisi energi di Indonesia ke dalam target bauran energi dan pengurangan emisi nasional,” ujarnya.
Ia memaparkan, ada tiga peran strategis Pertamina dalam memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dan mendukung transisi energi berkelanjutan. Pertama, menjaga ketahanan energi Indonesia dengan tetap menjaga pasokan, mengikuti peningkatan kebutuhan energi. Kedua, mengoptimalkan sumber daya dalam negeri untuk kemandirian energi, dan ketiga, mendukung akselerasi transisi energi menuju dekarbonisasi.
Menurutnya, ini adalah cara untuk Indonesia bisa mewujudkan net zero emission dengan beberapa sumber daya yang dimilikinya. Hal ini tentu harus didukung dengan teknologi yang canggih.
Selain itu, Pertamina telah berkomitmen dengan keberhasilan menurunkan emisi karbon sebesar 31,06% di 2022 sebagai bukti terlaksananya kinerja Environment, Social, and Governance (ESG) yang baik dalam peringkat kedua Performa Berkelanjutan perusahaan minyak dan gas bumi yang terintegrasi dengan skor 22,1.
Hal ini, kata Nicke, menggambarkan bahwa Pertamina sangat terbuka dengan peluang yang tersedia untuk mewujudkan net zero emission.
“Dengan tetap menjaga ketahanan energi dengan prinsip availability, accessibility, dan affordability untuk seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya. (Shiddiq).