NIKEL.CO.ID, 19 APRIL 2023 – Peneliti Ahli Utama Kelompok Riset Baterai Pusat Riset Material Maju Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Sudaryanto, M.Eng, mengakui selama ini BRIN belum ditawarkan kerja sama dengan perusahaan swasta atau konsorsium pemerintah dalam pengembangan baterai untuk kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Sudaryanto mengungkapkan, hingga saat ini BRIN belum ada tawaran kerja sama, kolaborasi dengan industri manapun dalam pengembangan intermediate atau kajian pengolahan produk antara dari bahan aktif untuk baterai EV.
“Untuk end product dari industri hilir, saya melihat belum ada kerja sama, baik dalam bentuk konsorsium atau kolaborasi terintegrasi antara BRIN dengan swasta maupun dengan konsorsium Indonesia Battery Corporation (IBC),” kata Sudaryanto kepada nikel.co.id, Rabu (19/4/2023).
BRIN, imbuhnya, selama ini baru bekerja sama dengan PT Bukit Asam dalam pemanfaatan alternatif batu bara untuk sumber karbon.
Selain itu, BRIN bekerja sama dengan Hydrotech Metal Indonesia (HMI) dalam kajian dan riset pengolahan limbah atau recycling dari sisa hasil pengolahan (SHP) material baterai EV.
Ia menuturkan, di BRIN ada organisasi yang menangani kajian dan riset dalam pemanfaatan bijih nikel sebagai bahan baku baterai EV, yakni Organisasi Riset Nano Teknologi dan Nano Material (ORNM). Organisasi ini memiliki tiga pusat penelitian, yaitu Pusat Riset Pertambangan, Pusat Riset Metalurgi, dan Pusat Riset Material Maju.
“Ketiga pusat riset ini mengolah atau mempelajari tentang proses pengolahan bijih nikel menjadi prekursor baterai. Kemudian dari prekursor dikembangkan menjadi bahan aktif baterai,” jelasnya.
BRIN juga mempunyai organisasi riset lainnya yang mengembangkan raw material dari sumber daya alam lokal, proses pembuatan sel baterai, hingga dikemas ke dalam baterai pack untuk selanjutnya diterapkan pada kendaraan listrik.
“Sumber daya alam lokal yang diproses untuk komponen baterai EV antara lain bijih nikel,” bilang Sudaryanto.
Menurutnya, baterai EV merupakan energi yang ramah terhadap lingkungan sebagai alternatif pengganti energi fosil yang digunakan kendaraan konvensional.
Sudaryanto mengutarakan, BRIN sudah berhasil mendapatkan teknologi dalam prosesing baterai EV. Kelak, ada industri yang ingin bekerja sama dalam pengembangan baterai EV dalam skala besar, BRIN bersedia untuk berkolaborasi.
Sudaryanto mengakui, Indonesia masih kekurangan lithium sebagai bahan baku untuk prosesing anoda baterai EV. BRIN terus melakukan penelitian terhadap beberapa material sebagai pengganti lithium untuk melengkapi unsur anoda baterai EV.
Alhasil, BRIN telah melakukan penelitian terhadap air laut dalam bentuk senyawa lithium karbonat yang bisa dijadikan material anoda baterai EV.
Tak berhenti sampai di situ, BRIN juga telah melakukan pengembangan bahan baterai Lithium Ferro Phospate (LFP). LFP yang menggunakan bahan katoda dari ferro (besi) sementara bahan anoda yang bersumber dari grafit, batu bara, dan biomassa. (Shiddiq)