NIKEL.CO.ID, 5 MEI 2023 – PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM; IDX: ANTM; ASX: ATM) anggota MIND ID – BUMN Holding Industri Pertambangan mencatat pertumbuhan produksi bijih nikel mengalami peningkatan mencapai 3,41 juta wet metric ton (wmt) atau tumbuh sebesar 17% periode Triwulan Pertama Tahun 2023 (1Q23) lebih tinggi dari 1Q22 sebesar 2,92 juta wmt.
Hal ini disampaikan PT ANTAM Tbk, dalam laporan pengumuman pertumbuhan kinerja keuangan Perusahaan ANTAM yang tumbuh positif pada periode Triwulan Pertama Tahun 2023 (1Q23) yang dipublish per Mei 2023.
“Untuk produk bijih nikel, volume produksi bijih nikel konsolidasian ANTAM mencapai 3,41 juta wet metric ton (wmt), tumbuh 17% dari volume produksi 1Q22 sebesar 2,92 juta wmt,” kata Corporate Secretary PP ANTAM, Syarif Faisal Alkadrie dalam keterangan pers, Jum’at (5/5/2023).
Menurutnya, pertumbuhan tingkat produksi bijih nikel ditujukan untuk mendukung pemenuhan volume penjualan bijih nikel yang tumbuh positif pada periode 1Q23.
“Volume penjualan bijih nikel konsolidasian ANTAM pada 1Q23 mencapai 3,44 juta wmt, tumbuh 48% dibandingkan volume penjualan bijih nikel 1Q22 sebesar 2,33 juta wmt,” ujarnya.
Pengembangan Hilirisasi ANTAM
Syarif Faisal menuturkan, terkait dengan proyek pengembangan usaha, pada tahun 2023, ANTAM terus melanjutkan penyelesaian proyek pembangunan pabrik feronikel berkapasitas 13.500 TNi per tahun di Halmahera Timur beserta dengan infrastruktur pendukung pabrik yang direncanakan akan memulai fase produksi pabrik pada semester kedua tahun 2023.
Dalam proyek pengembangan hilirisasi nikel untuk baterai kendaraan listrik, pada Januari 2023, ANTAM bersama-sama bersama Hong Kong CBL Limited (HKCBL), anak perusahaan yang dikendalikan oleh CBL, menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Share Purchase Agreement “CSPA”) atas sebagian kepemilikan saham ANTAM pada PT Sumberdaya Arindo (PT SDA).
Penandatanganan CSPA diikuti dengan penandatanganan Perjanjian Pemegang Saham Bersyarat (Conditional Shareholders Agreement “Conditional SHA”) pada tanggal yang sama. Nantinya setelah transaksi efektif dilaksanakan, ANTAM akan tetap menjadi pemegang saham pengendali pada PT SDA.
“Penandatanganan perjanjian ini merupakan langkah awal dari realisasi pelaksanaan Proyek Pengembangan Ekosistem EV Battery di Indonesia dan sejalan dengan komitmen ANTAM dalam mendukung pengembangan proyek hilirisasi tersebut,” tuturnya.
Untuk capaian kinerja keuangan ANTAM, dia mengungkapkan, tumbuh positif, ini tercermin dari capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada 1Q23 sebesar Rp2,51 triliun, tumbuh 19% dari capaian EBITDA pada Triwulan Pertama Tahun 2022 (1Q22) sebesar Rp2,10 triliun.
Pertumbuhan EBITDA yang positif utamanya di topang oleh capaian laba periode berjalan 1Q23 sebesar Rp1,66 triliun, tumbuh 13% dari laba periode berjalan 1Q22 sebesar Rp1,47 triliun.
“Pada periode 1Q23, capaian laba kotor sebesar Rp2,85 triliun, tumbuh 16% dari capaian laba kotor pada 1Q22 sebesar Rp2,45 triliun,” ungkapnya.
Sedangkan, untuk itu capaian laba usaha Perusahaan, Syarif Faisal menjelaskan, pada 1Q23 tercatat sebesar Rp1,91 triliun, tumbuh 18% dibandingkan 1Q22 sebesar Rp1,62 triliun. Capaian total penghasilan lain-lain, bersih ANTAM sepanjang 1Q23 tercatat sebesar Rp208,21 miliar.
“Penguatan profitabilitas ANTAM tercermin pula pada capaian laba sebelum pajak penghasilan 1Q23 sebesar Rp2,12 triliun, tumbuh 14% dari capaian 1Q22 sebesar Rp1,86 triliun, serta penguatan nilai laba bersih per saham dasar ANTAM menjadi Rp69,21 yang tumbuh 13% dari nilai 1Q22 sebesar Rp60,98 per saham dasar,” jelasnya.
Dia memaparkan, dari sisi posisi keuangan Perusahaan, pada 1Q23 ANTAM mampu memperkuat struktur keuangan yang tercermin dari nilai ekuitas konsolidasian ANTAM sebesar Rp25,33 triliun yang tumbuh 7% dari nilai ekuitas pada akhir tahun 2022 (FY22) sebesar Rp23,71 triliun.
Pada 1Q23 total liabilitas ANTAM mencapai Rp9,60 triliun, turun 3% dari nilai liabilitas pada FY22 sebesar Rp9,93 triliun. Total aset Perusahaan pada 1Q23 mencapai Rp34,93 triliun, tumbuh 4% dari posisi total aset FY22 sebesar Rp33,64 triliun.
“Penguatan struktur keuangan ANTAM tercermin pula dari posisi saldo kas dan setara kas pada akhir periode 1Q23 yang mencapai Rp4,94 triliun, tumbuh 10% dari posisi akhir periode FY22 sebesar Rp4,48 triliun,” paparnya.
Kinerja Produksi dan Penjualan Komoditas ANTAM 1Q23
Untuk tahun 2023, ANTAM berfokus pada strategi untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk emas, bijih nikel dan bauksit.
Syarif Faisal membeberkan, pada 1Q23, total penjualan ANTAM tercatat sebesar Rp11,59 triliun, meningkat 19% dibandingkan periode 1Q22 sebesar Rp9,75 triliun.
Penjualan bersih domestik menjadi penyumbang capaian yang dominan sebesar Rp10,00 triliun atau 86% dari total penjualan bersih ANTAM pada 1Q23.
Berdasarkan segmentasi komoditas, penjualan produk emas menjadi kontributor terbesar terhadap total penjualan bersih 1Q23 sebesar Rp7,01 triliun (60%).
“Disusul bijih nikel yang mencatatkan penjualan sebesar Rp2,98 triliun (26%), feronikel sebesar Rp1,20 triliun (10%), serta segmen bauksit dan alumina sebesar Rp326 miliar (3%),” bebernya.
Sementara, menurutnya terkait dengan segmen nikel, pada 1Q23, volume produksi feronikel ANTAM mencapai 5.437 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan capaian volume penjualan produk feronikel sepanjang 1Q23 mencapai 4.287 TNi.
Untuk menjaga tingkat kehandalan operasi pabrik feronikel di Kolaka, Sulawesi Tenggara, ANTAM menjalankan program Total Productive Maintenance sejalan dengan upaya Perusahaan untuk mencapai stabilitas dan optimalisasi performa operasi pabrik pengolahan.
“Selain itu direncanakan pabrik Feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara akan memulai fase produksi pada semester kedua tahun 2023,” lanjutnya.
Syarif menerangkan, seiring dengan upaya ANTAM untuk meningkatkan cost competitiveness serta pelaksanaan upaya dekarbonisasi melalui penurunan emisi gas rumah kaca dari operasi pabrik feronikel ANTAM di Kolaka maka pada Januari 2023, ANTAM bersama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik.
“Terkait dengan dukungan pasokan listrik operasi Pabrik Feronikel ANTAM di UBP Nikel Kolaka dengan total kapasitas daya sebesar 150 megavolt-ampere (MVA),” pungkasnya. (Shiddiq)