NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Impor kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) completely built up (CBU) akan disetop Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada Desember 2025 guna meningkatkan hilirisasi nikel. Ketua Tim Dekarbonisasi Industri Pusat Industri Hijau Kemenperin, Sri Gadis Pari Bekti, mengatakan, penyetopan impor tersebut agar produksi EV tidak mengandalkan impor.
“Kementerian Perindustrian menegaskan bahwa insentif ini tidak perlu diperpanjang, tujuannya untuk mendorong produksi EV di dalam negeri bukan mengandalkan impor kendaraan yang utuh,” kata Sri, di Jakarta, Rabu (26/11/2025).
Sri menyebutkan, investasi EV akan tetap terbuka, tetapi dalam bentuk komponen dan dirakit di Indonesia. Completely knocked down (CKD) akan mengarahkan terkait pasokannya dan diharapkan akan lebih banyak investasi yang masuk terkait EV.
“Peserta program CBU wajib membeli produk CBU di Indonesia pada tahun 2026 maupun 2027. Kemudian kuantitas produksi minimal harus setara dengan jumlah unit CBU yang diimpor pada 2023-2024,” paparnya.

Dijelaskan produsen harus berinvestasi dan memproduksi minimal dengan jumlah yang sama dengan saat mengimpor. Hal tersebut bertujuan agar mempercepat industrial EV serta investasi tidak berhenti pada perdagangan impor saja.
“Nanti akan ada penerapan terkait dengan tingkat komponen dalam negerinya yang dinaikkan dari 40% menjadi 60%, juga diharapkan bisa memperkuat target hilirisasi nikel nasional,” jelasnya.
Titik balik industri kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia diprediksi terjadi pada 2026-2027 lantaran insentif EV CBU berakhir dan masuknya produksi baterai sel dengan TKDN 60 persen pada 2027. Selain itu, tidak hanya baterainya tetapi komponen-komponen lainnya yang menyentuh di kendaraan.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pasar mobil listrik berbasis baterai pada Agustus 2025 naik secara signifikan. Tercatat pada Juli 2025 Distribusi BEV dari pabrik ke diler hanya sebanyak 5.433 unit dan meningkat sebesar 16,7% mencapai 6.341 unit.
Penjualan BEV yang telah melampaui 48.000 unit selama delapan bulan pertama di tahun 2025 menjadikan industri otomotif Tanah Air semakin dekat dengan rekor baru setelah ditutup angka 43.188 unit pada tahun 2024. (Uyun)






















