Beranda Berita Nasional PT Thies: Pengelolaan Air Jadi Perhatian Utama Industri Mineral Global

PT Thies: Pengelolaan Air Jadi Perhatian Utama Industri Mineral Global

71
0
Environmental Superintendent PT Thiess Contractors Indonesia, Yohanes Agustian (Foto: MNI)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Emisi, target net-zero, dan pengelolaan air saling terkait erat dalam dunia pertambangan. Keempatnya merupakan elemen penting dalam keberlanjutan industri pertambangan. Isu-isu belakangan ini yang mencuat, seperti gas rumah kaca, karbon netral, dan regulasi tidak dapat dipisahkan dari tata kelola air.

Demikian diungkapkan Environmental Superintendent PT Thiess Contractors Indonesia, Yohanes Agustian, dalam paparannya berjudul “Water Stewardship – Risks and Opportunities” pada hari kedua Indonesia Mine Closure Conference (IMCC) 2025, di Energy Building, SCBD, Jln. Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (19/11/2025).

Dia juga menguraikan temuan survei Universitas Indonesia (UI) tahun 2025, yang menunjukkan perubahan prioritas risiko lingkungan. Menurutnya, pengelolaan lingkungan (environmental stewardship) turun dari posisi pertama pada 2024 menjadi peringkat kedua pada 2025, tetapi tetap berada dalam tiga besar risiko utama dalam tiga hingga lima tahun ke depan.

https://www.tickettailor.com/events/invr/1589356

Pengelolaan air (water stewardship) tetap menjadi perhatian utama industri mineral global, mengingat kerentanannya terhadap perubahan iklim, tekanan ekosistem, serta tuntutan peningkatan kualitas dan efisiensi penggunaan air.

Mengutip survei investor UI tahun 2024, ia menyebutkan, pengelolaan air sebagai salah satu faktor ESG paling krusial, dengan investor menyoroti pentingnya matriks risiko, konsekuensi kredit, dan penerapan rehabilitasi progresif di sektor pertambangan.

“Air kini tidak lagi dipandang hanya sebagai aspek lingkungan, tetapi sebagai risiko strategis dan pendorong utama kinerja keberlanjutan,” ujarnya.

https://event.cnfeol.com/en/event/339

Oleh sebab itu, perusahaan dituntut meningkatkan tanggung jawab terhadap pengelolaan air, termasuk efisiensi penggunaan, peningkatan kualitas pengolahan, perlindungan ekosistem, dan penurunan emisi karbon yang terkait dengan proses air. Selain itu, dimensi sosial turut menjadi perhatian, seperti memastikan akses air layak bagi masyarakat serta perlindungan hak-hak terkait air.

Dalam aspek tata kelola, pemateri ini menekankan pentingnya transparansi penggunaan dan manajemen risiko air untuk menjaga kepercayaan publik. Sejumlah standar global, seperti Global Reporting Initiative (GRI), CDP Water, dan EU Taxonomy saat ini menjadi rujukan penting industri.

Menutup paparannya, ia menjelaskan, air dan karbon saling terhubung melalui energi–air–karbon nexus, yang setiap proses pengelolaan air membutuhkan energi dan dapat memicu emisi tambahan jika sumber energinya berbasis fosil. (Shiddiq)