NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara (BBPMB) Tekmira kembali menyelenggarakan Program Uji Profisiensi Tahun 2025 sebagai upaya menjaga dan meningkatkan mutu hasil pengujian laboratorium di sektor mineral dan batu bara (minerba).
Kepala BBPMB Tekmira, Yose Rizal, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut menjadi langkah penting bagi laboratorium penguji untuk membuktikan kinerja sekaligus memastikan hasil analisis yang dihasilkan dapat dipercaya.
“Uji profisiensi pun menjadi persyaratan wajib laboratorium penguji sesuai dengan standar ISO 17025, yang mewajibkan laboratorium membuktikan unjuk kerjanya saat menerapkan sistem mutu,” ujar Yose, sebagaimana dikutip laman Ditjen Minerba, Selasa (4/11/2025).
Pada tahun ini, Tekmira melaksanakan uji profisiensi untuk lima komoditas, yakni batubara, nikel laterit, abu batu bara, bauksit, dan bijih besi. Kegiatan dilakukan dalam dua putaran, dengan 178 laboratorium berpartisipasi pada putaran pertama dan 195 laboratorium pada putaran kedua.

Secara rinci, uji profisiensi komoditas batu bara diikuti 112 laboratorium pada putaran pertama dan 118 laboratorium pada putaran kedua. Komoditas nikel laterit diikuti 82 dan 91 laboratorium, abu batu bara 48 dan 51 laboratorium, bauksit 20 dan 22 laboratorium, serta bijih besi 20 dan 21 laboratorium untuk masing-masing putaran.
Peserta kegiatan berasal dari berbagai kalangan, meliputi laboratorium instansi pemerintah, surveyor, badan usaha pertambangan, PLTU, hingga laboratorium industri pengguna jasa batubara. Keikutsertaan beragam lembaga ini menunjukkan tingginya perhatian dunia usaha terhadap keandalan hasil pengujian di sektor minerba.
Program uji profisiensi 2025 telah diawali dengan kick-off meeting pada 12 Februari 2025, dilanjutkan dengan distribusi sampel putaran pertama pada 12–28 Februari 2025 dan penyampaian laporan interim pada 30 April 2025. Putaran kedua dilaksanakan dengan distribusi sampel pada 18 Juni–4 Juli 2025, serta laporan interim disampaikan pada 3 September 2025.
“Temu peserta uji profisiensi ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya uji profisiensi dalam berbagai aspek pengujian laboratorium,” tambah Yose.

Melalui kegiatan ini, Tekmira berharap hasil uji profisiensi dapat menjadi tolok ukur kinerja laboratorium, sekaligus mendorong peningkatan konsistensi dan akurasi hasil pengujian demi mendukung tata kelola sektor mineral dan batubara yang transparan, andal, dan berdaya saing. (Shiddiq)

























