Beranda Berita Nasional APNI Dorong Kolaborasi Penambang Nikel untuk Percepat Implementasi ESG

APNI Dorong Kolaborasi Penambang Nikel untuk Percepat Implementasi ESG

266
0
Dewan Penasihat Pertambangan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Djoko Widajatno. Foto: MNI/Tubagus Rachmat

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Kolaborasi antara perusahaan tambang besar dan kecil untuk mempercepat penerapan prinsip environment, social, and governance (ESG) di sektor pertambangan nikel nasional merupakan hal penting.

Hal tersebut ditegaskan Dewan Penasihat Pertambangan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Djoko Widajatno, acara Critical Minerals Outlook Breakfast, di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Menurut Djoko, perusahaan tambang kecil sering kali kesulitan menerapkan standar ESG karena keterbatasan modal dan akses teknologi. Kolaborasi dengan perusahaan besar diharapkan dapat menjadi jalan bagi peningkatan kapasitas dan transfer pengetahuan yang lebih merata.

“Kami mencoba memperbaiki penerapan ESG dengan memanfaatkan teknologi lokal karena penerapan standar ESG global masih dianggap terlalu mahal bagi perusahaan kecil dengan modal terbatas,” ujar Djoko.

https://minerbaexpo.com/

Ia menjelaskan, perusahaan besar umumnya sudah lebih siap menerapkan prinsip keberlanjutan karena memiliki dukungan finansial dan teknis, sedangkan perusahaan kecil membutuhkan pendampingan untuk menyesuaikan diri dengan standar tersebut.

“Mungkin kita mencoba untuk memperkenalkan korelasi antara perusahaan besar dan perusahaan kecil, bagaimana memperbaiki pengetahuan mereka di ESG,” katanya.

Dia menilai, penerapan ESG di sektor tambang nikel bukan hanya tuntutan global, tetapi juga kebutuhan untuk memastikan keberlanjutan industri nasional dalam jangka panjang. Dengan praktik pertambangan yang bertanggung jawab, industri nikel Indonesia dapat meningkatkan daya saing sekaligus menarik lebih banyak investasi hijau.

Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam menciptakan regulasi yang mendorong perusahaan kecil untuk bertransformasi tanpa terbebani biaya tinggi. Menurutnya, dukungan kebijakan yang adaptif dan insentif fiskal dapat mempercepat proses integrasi ESG di seluruh rantai industri nikel. (Tubagus)