
NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Peluang pasar nikel Indonesia semakin terbuka ke Eropa melalui kerja sama dengan Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA). Hal tersebut diungkapkan Dewan Penasihat Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Djoko Widajatno Soewanto, pada Focus Group Discussion (FGD) Ikatan Alumni Tambang (IAT) Institut Teknologi Bandung (ITB), di J.S. Luwansa Hotel & Convention Center, Jakarta, Kamis (2/10/2025).
“Peluangnya kalau dilihat bahwa permintaan global masih tinggi dan kita lihat bahwa baterai masih tetap bisa dijual, yang litium besi fosfat (LBF). Kemudian investasi lanjut ke katode dan baterai dalam negeri sudah berjalan, kemudian potensi pasar Eropa sudah mulai dibuka karena kita sedang mengembangkan kerja sama dengan IRMA dalam rangka memulai persyaratan untuk pasar-pasar Eropa,” ujar Djoko.
Dia menjelaskan, beberapa perusahaan besar di Indonesia sudah mengantongi akses untuk masuk pasar Eropa melalui standar keberlanjutan yang diterapkan IRMA.
“Perusahaan-perusahaan yang besar, seperti Harita, Vale, kemudian Hengjaya, kemudian Aneka Tambang sudah memiliki tiket untuk bisa menjual produk-produknya dan dianggap sebagai produk yang wajar dijual di Eropa,” ungkapnya.
Selain peluang ekspor, Djoko juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi industri nikel nasional, mulai dari fluktuasi harga global, oversupply, biaya smelter yang tinggi, hingga masih adanya praktik pertambangan ilegal yang harus segera ditindaklanjuti.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa APNI terus berupaya membangun citra positif industri nikel Indonesia. Salah satunya, melalui pembinaan anggota dalam penerapan teknologi hijau dan kerja sama dengan berbagai lembaga untuk mengedepankan keberlanjutan.
“Kemudian kita coba juga membangun image bahwa asosiasi sudah membimbing anggotanya dengan memberikan kursus-kursus di bidang teknologi hijau. Kemudian juga untuk lingkungannya kita coba untuk membantu mereka dalam membangun nikel yang bersih. Kami juga sudah mengadakan kerja sama dengan beberapa lembaga dan kementerian dalam rangka mendengungkan bahwa tambang nikel atau asosiasi pertambangan nikel bekerja sama dengan pemerintah dalam membuat pencitraan yang baik bagi industri nikel kita,” pungkasnya. (Tubagus)