Beranda Berita Nasional Ikatan Alumni Tambang ITB Gelar FGD, Bahas Isu Strategis Industri Pertambangan

Ikatan Alumni Tambang ITB Gelar FGD, Bahas Isu Strategis Industri Pertambangan

97
0
Ketua Ikatan Alumni Tambang ITB, Achmad Ardianto. Foto: MNI/Tubagus Rachmat

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Ikatan Alumni Tambang (IAT) Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar focus group discussion (FGD) untuk membahas isu-isu strategis industri pertambangan nasional. Forum ini menghadirkan unsur pentahelix yang terdiri dari akademisi, pelaku usaha, asosiasi, pemerintah, hingga media.

Ketua IAT ITB, Achmad Ardianto, menegaskan, FGD tersebut merupakan langkah penting untuk memperkuat pemahaman para alumni tambang terhadap dinamika industri, sekaligus merumuskan gagasan yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

“Acara ini dilaksanakan agar kita selalu berada di level pemahaman yang memadai sebagai alumni tambang terhadap persoalan industri pertambangan di Indonesia. FGD ini juga diharapkan bisa menghasilkan pemikiran yang dapat kita usulkan kepada para pemangku kepentingan,” ujar Achmad dalam sambutannya pada FGD IAT ITB bertema “Tantangan, Peluang, dan Arah Kebijakan Harga Batu Bara Acuan dan Harga Patokan Mineral”, di J.S. Luwansa Hotel & Convention Center, Jakarta, Rabu (1/10/2025).

Dalam forum tersebut, salah satu isu yang menjadi sorotan adalah kebijakan harga batu bara acuan (HBA) dan harga patokan mineral (HPM). Keduanya dinilai memiliki pengaruh besar terhadap arah pengelolaan sumber daya alam, termasuk stabilitas bisnis tambang, penerimaan negara, dan keberlanjutan hilirisasi.

Menurut dia, tantangan yang dihadapi dalam penerapan HBA dan HPM adalah fluktuasi harga global yang kerap kali tidak sejalan dengan kebutuhan domestik. Di sisi lain, kebijakan harga juga harus mampu memberikan kepastian usaha bagi pelaku tambang sekaligus menjamin penerimaan negara tetap optimal.

“Isu HBA dan HPM ini strategis karena menyangkut stabilitas usaha, penerimaan negara, dan dorongan hilirisasi. Rumusan pemikiran dari FGD ini akan kita tuangkan dan sampaikan kepada stakeholder serta media agar bisa menjadi pertimbangan dalam pengambilan kebijakan,” jelasnya.

Dia menambahkan, di balik tantangan tersebut terdapat peluang besar untuk mendorong tata kelola yang lebih berkeadilan. Dengan kebijakan harga yang tepat, industri tambang Indonesia diyakini bisa semakin kompetitif, memberikan nilai tambah lebih besar melalui hilirisasi, serta berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat luas. (Tubagus)