

NIKEL.CO.ID, BALI — International Critical Minerals & Metals Summit: Indonesia 2025 resmi dibuka hari ini di The InterContinental Resort, Jimbaran, Bali, Rabu (24/9/2025). Acara yang berlangsung selama tiga hari, mulai 24 hingga 26 September 2025, menjadi wadah pertemuan berbagai pemangku kepentingan di sektor pertambangan, termasuk penyedia teknologi, perusahaan tambang, dan pemerintah.
Salah satu peserta yang turut hadir adalah Metso, perusahaan global penyedia solusi teknologi untuk industri pertambangan dan pengolahan mineral. Dalam wawancara khusus dengan majalah Media Nikel Indonesia (www.nikel.co.id), perwakilan Metso, Zeski Phagara, menjelaskan sejumlah solusi yang ditawarkan perusahaan untuk mendukung efisiensi dan keberlanjutan industri pertambangan.
“Kami punya solusi untuk membantu teman-teman di industri tambang, khususnya dalam pengelolaan tailing. Kami bisa membantu proses recovery air dari limbah tailing hingga mencapai 90%, dengan kadar air (moisture) tersisa hanya sekitar 7%,” ungkap Zeski.

Menurutnya, pencapaian ini jauh di atas rata-rata industri yang hanya berkisar pada 60–70% water recovery. Namun, ia menekankan bahwa efektivitas teknologi tersebut tetap bergantung pada karakteristik bijih (ore) yang diolah.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa Metso menawarkan solusi menyeluruh (end-to-end solution), mulai dari tahap awal proses penambangan hingga pengolahan akhir.
“Produk kami dimulai dari crusher untuk menghancurkan bijih dari ukuran besar menjadi lebih kecil. Lalu, masuk ke proses grinding yang menghaluskan bijih hingga ke ukuran mikron, sebelum kemudian masuk ke tahap smelting atau teknologi HPAL, tergantung pilihan dari pengguna,” paparnya.

Menanggapi penyelenggaraan summit ini, ia memberikan apresiasi atas keterlibatan berbagai pihak dari hulu hingga hilir sektor pertambangan.
“Acara ini cukup bagus karena melibatkan banyak stakeholder di sektor mining, dari pemerintah, perusahaan tambang, hingga penyedia teknologi seperti kami. Kami jadi bisa mendapatkan insight atas tantangan di lapangan dan melihat di mana peran Metso bisa membantu memberikan solusi,” katanya.
Selain itu, Metso juga menaruh perhatian besar terhadap penerapan prinsip environment, social, and governance (ESG) dalam setiap solusi yang ditawarkan. Menurut dia, ESG kini menjadi faktor penting dalam kelayakan proyek tambang di Indonesia.

“Kami concern terhadap ESG karena sekarang ESG menjadi enabler. Artinya, untuk membuat rencana proses industri di Indonesia, perusahaan harus memenuhi beberapa kriteria sertifikasi ESG. Kami membantu menjawab kebutuhan itu lewat teknologi yang kami kembangkan,” ujarnya.
Menutup wawancara, Zeski menyampaikan harapannya agar konferensi ini bisa menjadi agenda tahunan.
“Harapannya, acara seperti ini bisa jadi annual meeting, dengan peserta yang semakin beragam. Dengan begitu, kita bisa menjaring lebih banyak point of view dan menghasilkan solusi yang lebih baik bagi industri tambang,” tutupnya. (Shiddiq)