NIKEL.CO.ID , Jakarta – PT Aneka Tambang Tbk (Antam) bersama perusahaan baterai asal China, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), memfinalisasi rencana investasi senilai US$1,9 miliar untuk pembangunan smelter nikel terintegrasi di kawasan industri Feni Haltim (FHT), Halmahera Timur, Maluku Utara. Proyek berteknologi high pressure acid leach (HPAL) dan rotary kiln electric furnace (RKEF) ini menjadi bagian penting dalam ekosistem baterai kendaraan listrik nasional.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam, Arianto S. Rudjito, mengatakan, perseroan bersama konsorsium Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd. (CBL) tengah memfinalisasi final investment decision (FID).
“Investasi awal untuk proyek HPAL akan dilakukan akhir 2025 atau awal 2026. Konstruksi dijadwalkan rampung 2028 dan dilanjutkan commissioning pada tahun yang sama,” ujarnya dalam public expose, Jumat (12/9/2025).
Proyek HPAL ditargetkan menghasilkan 55.000 ton mixed hydroxide precipitate (MHP) per tahun dengan porsi kepemilikan Antam 30%. Sementara itu, smelter RKEF berkapasitas 88.000 ton nickel pig iron (NPI) per tahun ditargetkan beroperasi pada 2027 dengan investasi US$1,4 miliar, di mana Antam menguasai 40% saham melalui PT Feni Haltim.
Kedua proyek ini merupakan bagian dari investasi terintegrasi konsorsium CBL dan Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan nilai total sekitar US$6 miliar. Dalam struktur kerja sama, Antam dan CBL menggandeng PT Sumber Daya Arindo (SDA) di sisi hulu, sementara IBC memegang porsi saham minoritas di sektor pengolahan bahan baku, perakitan sel baterai, dan daur ulang.
Melalui proyek ini, Antam bersama mitra strategis menegaskan peran Indonesia dalam rantai pasok global kendaraan listrik sekaligus memperkuat hilirisasi mineral sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional. (Tubagus)