Beranda Asosiasi Pertambangan Nickel Industries Produksi Nikel Kelas 1 Telah Dimulai 2023

Nickel Industries Produksi Nikel Kelas 1 Telah Dimulai 2023

264
0
Head of Sustainability Nickel Industries Limited, Muchtazar, AEIS 2025, Aston Kartika Grogol, Jakarta Barat, Rabu (3/9/2025)
https://event.cnfeol.com/en/evenat/333

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Nickel Industries Ltd. menegaskan komitmennya untuk memperluas bisnis nikel dengan masuk ke produksi nikel kelas 1 yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Proyek ini telah di mulai beroperasi pada tahun2023.

Head of Sustainability Nickel Industries Limited, Muchtazar, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah langkah strategis sejak 2023 untuk mendukung rencana tersebut.

https://www.fastmarkets.com/events/international-critical-minerals-and-metals-summit-indonesia/

“Kita memulai secara konkret pada 2023. Pertama sekali, saya pikir kita mengubah dua jalur route to market kami untuk memproduksi nikel kelas 1. Kemudian, kita berinvestasi 10% dari harga di Huayue Nickel Cobalt. Dan, kami sedang mengonstruksi generasi ketiga dari HPAL (high pressure acid leach, red) yang kami sebut Excelsior Nickel Cobalt (ENC) Project,” tutur Muchtazar saat memaparkan materinya pada 2nd Automotive Electrical Indonesia Summit (AEIS) 2025, di Hotel Aston Kartika, Grogol, Jakarta Barat, Rabu (3/9/2025).

Menurutnya, proyek HPAL generasi ketiga tersebut akan diintegrasikan dengan industri baja dan logam lokal. Ia berharap dapat berjalan komerisal pada awal 2026, sehingga Nickel Industries Limited akan memproduksi bukan hanya nikel kelas 2, tetapi juga nikel kelas 1.

Sarjana teknik lulusan Institut Teknologi Bandung dan magister ilmu lingkungan dari Universitas Indonesia ini menekankan bahwa posisi Indonesia sangat strategis dalam industri global nikel dan baterai.

“Apa yang kita miliki di Indonesia adalah baterai utama. Ini berbeda dari Australia, Kanada, dan Rusia yang berbasis baterai sulfat. Indonesia merupakan produser nikel terbesar di dunia dan telah menarik investasi bukan hanya dari negara Asia, tetapi juga original equipment produsen (OEM) di Barat,” tuturnya.

Oleh karena itu, peran Indonesia tidak tergantikan dalam rantai pasok nikel dunia. Tidak ada cara untuk mendapatkan nikel tanpa melibatkan Indonesia. Sama seperti Arab Saudi dalam minyak dan gas, atau Australia dalam energi, Indonesia adalah kunci nikel dunia,” katanya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, fokus utama Nickel Industries adalah pada pengembangan baterai EV berbasis nikel.

https://inassda.org/event/inassda-full-day-seminar-on-stainless-steel/
stainless-steel/

“Keinginan utama adalah baterai EV. Jadi, mungkin kita bisa memfokuskan perhatian ke jaringan limonit. Itu cukup baik untuk bisnis karena berarti kita bisa fokus mengeluarkan baterai yang kita butuhkan daripada yang terlalu berat,” jelasnya.

Dengan strategi tersebut, Nickel Industries optimistis mampu memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global kendaraan listrik sekaligus mendukung upaya transisi energi dunia. (Shiddiq)