Beranda Berita Nasional Sekum APNI: AI Penting, tapi Manusia tak Tergantikan

Sekum APNI: AI Penting, tapi Manusia tak Tergantikan

73
0
Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey dalam diskusi bertema “Smart Mining dan Green Energy: Peran AI dalam Mewujudkan Industri Berkelanjutan”. (Dok: MNI)
Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey dalam diskusi bertema “Smart Mining dan Green Energy: Peran AI dalam Mewujudkan Industri Berkelanjutan”. (Dok: MNI)
https://www.apni.or.id/pendaftaranTTM

NIKEL.CO.ID, JAKARTAArtifical intellegence (AI) atau kecerdasan buatan, cabang ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan sistem dan teknologi yang memungkinkan mesin meniru kecerdasan manusia, digadang-gadang menjadi solusi untuk efisensi dan keberlanjutan dalam transformasi digital dunia pertambangan.

Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, menegaskan hal itu pada Energy Mineral Festival 2025 bertama “Smart Mining dan Green Energy: Peran AI dalam Mewujudkan Industri Berkelanjutan”, di Hutan Kota by Plataran, Kompleks GBK, Senayan, Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Namun, sambung Meidy, kecanggihan teknologi tersebut tidak bisa serta-merta menggantikan seluruh peran manusia di lapangan.

https://www.apni.or.id/regisGolf2025

“Digitalisasi bukan berarti menghilangkan manusia. Saat ini, perusahaan-perusahaan tambang belum bisa 100% tergantikan oleh teknologi,” ujarnya.

Ia menambahkan, medan tambang yang berat dan tidak merata masih menjadi tantangan bagi penerapan teknologi tambang otonom seperti alat berat tanpa pengemudi. Penggunaan AI paling terasa pada tahap awal proses, seperti eksplorasi dan penghitungan cadangan tambang menggunakan data dan algoritma. Tetapi, di lapangan masih dibutuhkan keterlibatan langsung tenaga kerja manusia, terutama untuk pekerjaan fisik dan teknis.

https://www.apni.or.id/NickelProducers4Th

“Saya optimistis transformasi digital tetap berjalan. Upgrade skill adalah kuncinya. Kita harus mau belajar platform baru, walaupun kadang HP jadi lemot karena harus install ini itu,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, sekretaris umum organisasi yang menjadi wadah para penambang nikel Indonesia ini memaparkan upaya APNI yang kini telah melangkah lebih jauh dengan memiliki satelit low earth orbit (LEO) sendiri. Satelit ini difungsikan untuk memantau data eksplorasi dan mendukung penghitungan emisi karbon sebagai bagian dari komitmen industri terhadap green energy.

https://www.heliexpoasia.co.id/?utm_id=Hexia25-MNI&utm_source=media

“Kami ingin berkontribusi mengurangi biaya operasional anggota dan membantu negara dalam pemantauan emisi. AI akan kami manfaatkan untuk itu,” jelasnya.

Sekali lagi ia mengingatkan, transformasi tidak hanya soal teknologi, tetapi juga soal penerimaan sosial. 

“Masyarakat lokal sangat sensitif. Bawa pekerja dari luar daerah saja bisa didemo, apalagi kalau diganti robot,” tutupnya.

Diskusi ini menjadi pengingat penting bahwa keberlanjutan industri pertambangan tak hanya bergantung pada kecanggihan teknologi, tetapi juga sinergi antara inovasi, masyarakat, dan pengembangan sumber daya manusia. (Lili Handayani)

https://event.cnfeol.com/en/event/333