

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan capaian positif penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sepanjang tahun 2024, meskipun menghadapi tantangan penurunan harga komoditas global pada tahun 2025.
Hal ini disampaikan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi Xll DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (14/7/2025).
“Total pencapaian PNBP sektor ESDM tahun 2024 sebesar Rp269,65 triliun atau mencapai 113 persen dari target sebesar Rp238,39 triliun,” ujar Bahlil.

Ia merinci bahwa sektor minyak dan gas bumi (migas) menyumbang Rp110,92 triliun dari target Rp110,15 triliun, mineral dan batubara (minerba) Rp140,46 triliun dari target Rp113,54 triliun, panas bumi Rp2,84 triliun dari target Rp2,18 triliun, dan penerimaan lain-lain mencapai Rp15,44 triliun dari target Rp12,51 triliun.
Namun demikian, dia menegaskan bahwa tantangan di tahun 2025 tidak ringan, terutama karena anjloknya harga komoditas, khususnya batubara.
“Harga batubara turun cukup tajam, sekitar 25 hingga 35 persen hingga Juni 2025. Ini akibat kondisi pasar global yang tidak menentu,” jelasnya.

Sampai 30 Juni 2025, realisasi PNBP sektor ESDM tercatat sebesar Rp117,16 triliun atau 46 persen dari target tahun 2025 sebesar Rp254 triliun. Sementara itu, PNBP dari sektor minerba sendiri telah mencapai Rp68,3 triliun dari target Rp126,48 triliun.
“Kami optimistis target APBN bisa dicapai, meski kerja keras sangat dibutuhkan karena volatilitas harga komoditas masih tinggi,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa laporan keuangan Kementerian ESDM tahun 2024 meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), dan pihaknya berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan tata kelola di tahun 2025. (Shiddiq)
