
NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, membuka wacana eksplorasi nikel di bawah laut sebagai alternatif pengembangan industri tambang nasional di tengah semakin terbatasnya lahan darat. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Kick Off Harita Nickel Journalism Award (HNJA) 2025 yang digelar di Hotel AONE, Jakarta, pada Jumat (4/7/2025).
“Mungkin bisa dipikirkan untuk melakukan eksplorasi di lautan. Jangan ketawa, itu benar-benar ada. Dan teknologinya ada, negara lain sudah melakukan. Cuma kita mungkin belum ada izinnya ya bagaimana melakukan eksplorasi di lautan,” ujar Meidy dalam paparannya.
Menurutnya, tantangan terbesar dalam perluasan tambang darat adalah keterbatasan lahan yang tersisa, yang banyak bersinggungan dengan wilayah-wilayah sensitif seperti pulau kecil dan taman nasional. Meidy menegaskan bahwa wacana eksplorasi laut ini perlu mulai dipikirkan secara serius, terutama mengingat potensi besar sumber daya bawah laut yang belum tergarap.
Di sisi lain, Meidy juga menyoroti perkembangan kawasan industri nikel yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Ia menyebutkan bahwa kawasan ini telah memberikan banyak kemudahan fasilitas bagi pelaku industri, termasuk dalam proses hilirisasi nikel.
“Industrial park kita luar biasa. Saya hanya fokus ke nikel. Program PSN itu memberikan kemudahan fasilitas. Termasuk di dalamnya adalah realisasi pabrik-pabrik pengolahan nikel yang saat ini terus berkembang,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa Indonesia kini memegang posisi nomor satu di dunia dalam produksi nickel pig iron (NPI) melalui teknologi pirometalurgi, serta telah memiliki pabrik stainless steel dalam negeri. Namun, dia juga menyayangkan bahwa sebagian produk turunan seperti MBG (Material Battery Grade) masih belum sepenuhnya diproduksi di Indonesia, padahal kebutuhan dan fasilitas dasar sudah tersedia.
Dalam forum yang sama, Meidy turut menyinggung peluncuran ekosistem baterai nasional yang baru saja diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pekan lalu.
“Ini menunjukkan ke dunia bahwa kita punya ambisi. Kalau kita gak punya ambisi untuk baterei ekosistem, saya rasa dunia gak akan datang ke Indonesia untuk berinvestasi lebih lanjut,” pungkasnya.
Acara HNJA 2025 yang bertemakan “Uncovering Edge Transformation in Indonesia’s Nickel Mining Industry” dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan industri nikel dan media nasional, sebagai upaya mendorong pemberitaan yang lebih mendalam, inklusif, dan edukatif mengenai transformasi industri nikel di Indonesia. (Shiddiq)