NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Emiten jasa di sektor Testing, Inspection, and Certification (TIC), PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU), resmi memperoleh fasilitas kredit senilai Rp 50 miliar dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Dana tersebut akan digunakan untuk memperluas cakupan layanan pengujian guna mendukung ekspansi bisnis perusahaan.
“Dana segar ini akan kami gunakan untuk mendukung pengembangan fasilitas pengujian di daerah sekaligus memperluas cakupan layanan, khususnya di bidang testing,” ujar Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari, Arifin Lambaga, dalam dialog bersama CNBC Indonesia, Rabu (2/7).
“Langkah ini penting untuk mencapai target pendapatan MUTU sebesar Rp 1,5 triliun pada 2025,” lanjutnya.
Sejak melantai di bursa dua tahun lalu, MUTU telah mengalokasikan dana IPO untuk memperkuat layanan pengujian di daerah. Namun seiring meningkatnya permintaan, perusahaan membutuhkan tambahan modal untuk menjaga momentum pertumbuhan.
Selain penguatan sektor testing, MUTU juga fokus mengembangkan layanan TIC di sektor ekonomi hijau dan digitalisasi.
“TIC berperan penting sebagai fasilitator kepercayaan dalam penerapan standar dan aturan, terutama dalam masa transisi menuju ekonomi hijau,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa layanan TIC menjadi krusial untuk menjamin keberterimaan produk Indonesia di pasar global, terutama dalam isu legalitas dan keberlanjutan sumber daya alam.
“Di sektor kehutanan misalnya, sertifikasi dibutuhkan untuk memastikan bahwa produk yang diekspor tidak berasal dari kegiatan ilegal. Ini penting agar bisa menembus pasar Eropa yang sangat ketat terhadap isu deforestasi,” katanya.
Menurutnya, sektor kehutanan dan perkebunan menjadi dua area dengan permintaan sertifikasi dan inspeksi tertinggi.
“Hal ini dipicu oleh tuntutan pasar internasional dan regulasi seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR) serta perdagangan karbon yang mendorong pelaku usaha memenuhi standar lestari,” ungkapnya.
Arifin juga menegaskan pentingnya standar dalam proses transformasi industri.
“Tidak bisa tidak, dunia usaha harus mengikuti standar. Standar itu menjadi referensi utama dalam keberterimaan produk atau jasa kita. Dan TIC hadir untuk memastikan bahwa semua aturan itu benar-benar dijalankan,” tandasnya.
Dengan tambahan pembiayaan dari BRI dan ekspansi layanan TIC ke sektor hijau dan digital, MUTU optimistis dapat menjadi pemain utama dalam mendukung transformasi ekonomi Indonesia menuju pertumbuhan berkelanjutan. (Shiddiq)