Beranda Berita International ICM 2025 Digelar 3-5 Juni 2025, Mendapat Perhatian 60 Negara Penghasil Mineral...

ICM 2025 Digelar 3-5 Juni 2025, Mendapat Perhatian 60 Negara Penghasil Mineral Kritis

1198
0
Flayer Konferensi Mineral Kritis Indonesia 2025. Dok. APNI

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Indonesia, khususnya Jakarta, akan menjadi ajang berkumpulnya para regulator, pengamat, pelaku usaha pertambangan, dan pelaku usaha pendukung pertambangan. Mereka akan berbagi pengetahuan, analisis, pengalaman, dan wawasannya tentang mineral-mineral kritis pada Indonesia Critical Minerals Conference 2025, di Hotel Pullman Jakarta Central Park, 3-5 Juni 2025.

Konferensi internasional yang digelar Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) bekerja sama dengan Shanghai Metals Market (SMM) ini merupakan forum tahunan yang sudah berlangsung sejak tiga tahun lalu. Pada pertemuan yang paling berpengaruh di kawasan ASEAN di sektor mineral kritis ini ditargetkan 1.600-an peserta dari pelbagai belahan dunia. Mereka akan hadir bersama lebih dari 100 pembicara terkemuka dan para pejabat tinggi negara dari 30 negara. Konferensi ini juga akan mendapat perhatian dari 60 negara penghasil mineral kritis.

Empat sektor utama mineral strategis, nikel & kobalt, kendaraan listrik industri batu bara, timah, dan aluminium, akan dibahas secara mendalam. Fokus utamanya adalah hilirisasi industri, keberlanjutan, serta memperkuat kerja sama global guna mendukung rantai pasok mineral yang esensial dalam transisi energi bersih dunia.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, dijadwalkan akan membuka konferensi dengan pidato kunci bertajuk “Kebijakan Ekonomi Strategis untuk Mineral Penting Indonesia: Menyeimbangkan Pertumbuhan, Keberlanjutan, dan Daya Saing Global”.

ICMC 2025 diharapkan menjadi platform strategis untuk membahas arah kebijakan, peluang investasi, dan teknologi terbaru dalam pengembangan mineral kritis. Ajang ini juga menjadi momen penting memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam pasokan global mineral strategis untuk transisi energi masa depan. (Shiddiq)