NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Di sela-sela kunjungan kerja ke Paris, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, melakukan pertemuan bilateral dengan CEO Eramet, Christel Bories, di KBRI Paris.
Pertemuan tersebut menjadi momen penting dalam mengukuhkan dukungan Prancis terhadap transisi energi Indonesia, khususnya dalam pengembangan industri nikel untuk baterai kendaraan listrik.
Eramet, yang merupakan investor utama dalam sektor pertambangan dan industri hilir, telah menunjukkan komitmennya untuk berperan dalam hilirisasi nikel di Indonesia, dengan fokus pada pembangunan fasilitas manufaktur hijau untuk produksi baterai kendaraan listrik di Weda Bay, Halmahera Tengah.
Airlangga menyambut baik usulan ini, menekankan pentingnya penggunaan energi ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan industri.
“Untuk menjamin komitmen industri hijau tersebut, lokasi industri nantinya dapat ditempatkan berdekatan dengan sumber energi hidro guna memastikan penggunaan energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan pers Kemenko Perekonomian, Selasa (4/3/2025).
Dalam pertemuan tersebut, CEO Eramet, Christel Bories, mengungkapkan bahwa perusahaan masih membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi di Indonesia.
Untuk itu, Menko Airlangga dan Bories sepakat untuk menyusun roadmap dan estimasi kapasitas produksi. Langkah ini akan menjadi dasar pertimbangan pemerintah Indonesia dalam memberikan dukungan terhadap pengembangan ekosistem nikel di tanah air.
Eramet juga menyatakan keinginannya untuk berinvestasi lebih lanjut di sektor critical minerals Indonesia, dengan tujuan meningkatkan kolaborasi dengan mitra lokal. Bories mengungkapkan bahwa perusahaan Prancis tersebut berencana mencari peluang investasi, terutama dalam hilirisasi, melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Lebih lanjut, Eramet juga menyampaikan dukungannya untuk mempercepat penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EUCEPA), guna mendorong investasi dan perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa, khususnya dengan Prancis.
Sebagai penutup, Airlangga menegaskan bahwa kemitraan antara Indonesia dan Eramet memiliki potensi besar dalam mempercepat transformasi industri hijau di Indonesia.
“Kemitraan ini dapat mendorong inovasi, memperkuat industri nikel dan baterai kendaraan listrik, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi kedua pihak,” ujarnya. (Shiddiq)