Beranda Berita Nasional Energi Terbarukan, Masa Depan Indonesia Menuju Superpower Ekonomi

Energi Terbarukan, Masa Depan Indonesia Menuju Superpower Ekonomi

2383
0
Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo, Economic Outlook, Westin Hotel, Jakarta, Rabu (26/2/2025)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Indonesia semakin optimis menuju masa depan sebagai kekuatan ekonomi global, dengan fokus yang semakin kuat pada pengembangan energi terbarukan. Utusan Khusus Presiden Urusan Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan harapan besar terhadap sektor energi berkelanjutan, yang akan menjadi kunci untuk pencapaian target ekonomi Indonesia.

Dalam rencana besar pemerintah, Indonesia diharapkan dapat menghasilkan 75 gigawatt energi dari sumber terbarukan. Menurutnya, dari total tersebut, sekitar 4,3 gigawatt akan berasal dari biomassa, dan lebih dari 20 gigawatt akan diperoleh dari gas. Salah satu sektor yang mendapatkan perhatian adalah nuklir, dengan Rusia menawarkan salah satu proposal terbaik, yang dinilai sangat potensial bagi Indonesia.

“Dalam perbincangan saya dengan delegasi Rusia dan Pak Prabowo, nuklir menjadi salah satu alternatif utama dalam diversifikasi sumber energi kita,” ujar Hashim dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025, Westin Hotel, Jakarta, Rabu (26/2/2025).

“Kami berharap bisa segera memulai proyek ini, bersama dengan investor-investor dari luar negeri seperti BIPI, SON, dan Impact,” lanjutnya.

Namun, energi terbarukan tidak hanya terbatas pada nuklir dan gas. Potensi besar juga terkandung dalam energi terbarukan berbasis alam. Dia menyampaikan bahwa potensi tenaga angin di Indonesia sangat luar biasa, terutama di Pulau Jawa dan Bali, yang bisa menghasilkan 55 gigawatt energi angin, terdiri dari 15 gigawatt onshore dan 40 gigawatt offshore.

Data ini membuat Indonesia semakin optimis dalam mengembangkan energi angin untuk mempercepat transisi energi.

“Sepuluh tahun lalu, para ahli mengatakan bahwa Indonesia tidak memiliki potensi tenaga angin yang signifikan, namun sekarang, Pulau Jawa dan Bali saja sudah memiliki potensi angin yang sangat besar,” kata Hashim. “Ini menunjukkan bahwa Indonesia dapat menjadi pemain besar dalam energi terbarukan dunia,” katanya.

Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi besar dalam geothermal dan hydropower, yang menjadi bagian penting dalam strategi untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil. Tantangan terbesar untuk mewujudkan semua ini adalah pendanaan.

“Pemerintah berharap bisa mendapatkan dukungan dari investor luar negeri dan dana tarik, yang menjadi co-investor untuk proyek-proyek besar ini,” jelasnya.

Dengan demikian, Indonesia tidak hanya mengandalkan pendanaan dari dalam negeri, tetapi juga mencari peluang investasi internasional untuk mengakselerasi transisi energi.

Selain energi terbarukan, Hashim juga menyinggung masalah karbon capture storage (CCS), yang menjadi harapan baru untuk mengurangi emisi karbon di sektor industri. Menurut Hashim, Indonesia memiliki potensi besar dalam hal ini, dengan kemampuan untuk menampung 500-700 gigaton CO2.

“Kami memiliki rongga-rongga geologi yang sangat besar, yang bisa dimanfaatkan untuk CCS. Ini akan menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk mengembangkan industri baru yang ramah lingkungan,” tegasnya.

Pemerintah juga telah menargetkan peningkatan pertumbuhan ekonomi 8% per tahun, dengan energi terbarukan sebagai salah satu pilar utama.

“Energi terbarukan akan menjadi motor penggerak ekonomi kita, menciptakan lapangan kerja dan menarik investasi. Selain itu, kita harus memastikan bahwa transisi ini dapat mengurangi kemiskinan, menciptakan rumah layak huni bagi masyarakat, serta meningkatkan kesejahteraan sosial,” katanya.

Keseluruhan, Indonesia tidak hanya berfokus pada pembangunan ekonomi, tetapi juga pada pembangunan berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan visi yang kuat dan potensi energi terbarukan yang melimpah, Indonesia berambisi untuk menjadi salah satu negara superpower ekonomi dunia dalam beberapa dekade mendatang. (Shiddiq)