Beranda Nikel Produksi dan Penjualan Bijih Nikel PT Central Omega Resources Melonjak pada 2024

Produksi dan Penjualan Bijih Nikel PT Central Omega Resources Melonjak pada 2024

1829
0
smelter NPI perusahaan yang sedang dibangun PT COR Industries Indonesia (PT CORII) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. (Dok. Central Omega Resouces/ DKFT)
smelter NPI perusahaan yang sedang dibangun PT COR Industries Indonesia (PT CORII) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. (Dok. Central Omega Resouces/ DKFT)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — PT Central Omega Resources Tbk. melaporkan angka produksi bijih nikel (nickel ore) sebesar 2,94 wet metric ton (wmt) pada 2024 lalu. Angka produksi tersebut tumbuh secara signifikan pada priode 2024.

Setahun sebelumnya, tahun 2023, tercatat pencapaian di angka 1,28 juta wmt, maka produksi sepanjang 2024 tercatat naik sebesar 130% per year on year (YOY).

“Jumlah produksi bijih nikel perseroan pada kuartal IV tahun 2024 mencapai 1,2 juta wmt, meningkat 112% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 sebesar 568.070 wmt,” kata Corporate Secretary PT Central Omega Resources Tbk., Yohanes Supriady, lewat keterbukaan informasi, Rabu (5/2/2024).

PT Central Omega Resources Tbk. melaksanakan operasi pertambangannya di tiga tempat, yakni di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, dengan anak usaha PT Bumi Konawe Abadi, dua lokasi di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, dengan pengelola PT Mulia Pacific Resources dan PT Itamatra Nusantara.

Selain itu, Yohanes menambahkan, perseroan turut berhasil meningkatkan penjualan bijih nikel sepanjang 2024 ke level 2,59 juta ton. Capaian penjualan tersebut tumbuh 105% dari posisi sepanjang 2023 di level 1,26 juta ton. 

“Pencapaian ini menunjukkan keberhasilan strategi perseroan dalam menghadapi tantangan pasar dan memanfaatkan peluang yang ada,” katanya.

Dari lantai bursa, saham PT Central Omega Resources Tbk. menguat 2,5% ke level Rp246 per saham sampai penutupan perdagangan hari ini, selepas rilis kinerja produksi dan penjualan perseroan sepanjang 2024. Adapun, saham korporasi ini telah menguat 138,83% atau 143 poin secara tahunan.

Sebelumnya, BCA Sekuritas menyematkan rating underweight untuk sektor nikel dalam riset teranyar akhir Januari 2025. Kendati harga saham emiten nikel terdiskon lebar sampai awal tahun ini, BCA sekuritas menilai pasar nikel global dianggap masih lesu akibat oversupply

Analis BCA Sekuritas, Muhammad Fariz, mengatakan pandangan underweight itu berbasis pada pertimbangan tinginya produksi baja tahan karat di China di tengah permintaan yang melanjutkan tren pelemahan.

Konsekuensinya, terjadi penumpukan stok di sejumlah produsen yang belakangan ikut berdampak pada pasokan nickel pig iron (NPI) di pasar. 

“Kami menilai bahwa NPI dan baja tahan karat kini menunjukkan tanda lampu kuning karena ruang untuk perbaikan harga mungkin terbatas jika pasokan NPI terus meningkat, sementara permintaan tetap lemah,” tulis Fariz dalam risetnya, Selasa (28/1/2025). 

Selain itu, kata Fariz, sebagian produsen bersikap pesimistis dan memutuskan untuk mengurangi produksi lantaran permintaan belum cukup kuat sampai saat ini. Situasi itu berlanjut menekan harga baja tahan karat hingga mencapai level terendah dalam 4 tahun, diikuti oleh penurunan harga NPI. 

“Sementara itu, untuk produk kelas 1, prospek masih menunjukkan tanda “lampu merah,” karena inventaris LME kemungkinan tetap tinggi, terutama didorong oleh lonjakan produk di pasar Asia,” tuturnya. (Lili Handayani)