Beranda Pemerintahan Kemenperin Perkuat Ekspor yang High Complexity Hasil dari Hilirisasi Nikel

Kemenperin Perkuat Ekspor yang High Complexity Hasil dari Hilirisasi Nikel

1496
0
Agus Gumiwang Kartasasmita
Agus Gumiwang Kartasasmita. Dok: Kemenperin.

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin) terus mendorong jenis produk ekspor yang dihasilkan dengan kompleksitas tinggi atau bernilai tambah tinggi seperti dari hasil hilirisasi nikel.

“Jenis produk baru yang diekspor dengan high complexity sebagian besar berupa logam dasar hasil hilirisasi nikel, seperti stainless steel, ingot, dan CRC, serta kendaraan roda dua. Selain itu, terdapat pula produk baru dengan low complexity, seperti aluminium oksida dan turunan CPO,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan resminya yang diterima redaksi nikel.co.id, Kamis (16/1/2025).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada 2024 naik 5,33% dibandingkan pada 2023. Dengan kinerja positif ini, industri pengolahan nonmigas turut memberikan peran terhadap capaian nilai surplus pada neraca perdagangan Indonesia sebesar US$31,04 miliar pada 2024.

“Saya percaya bahwa ekspor bukan hanya tentang menjual produk, tetapi juga tentang membangun reputasi dan citra baik industri Indonesia,” ungkap Agus.

Menperin menegaskan, pemerintah bertekad untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif, sehingga para pelaku industri di Indonesia semakin bergairah dalam menjalankan usahanya. Selain itu, melalui regulasi atau peraturan yang probisnis, diyakini dapat menarik investasi untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksinya dan basis untuk melakukan ekspor.

“Peningkatan ekspor menjadi kunci untuk membangun perekonomian kita. Dalam hal ini, hilirisasi berperan utama dalam mencapai sasaran tersebut, dengan meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri” paparnya.

Kemenperin akan terus menjalankan program hilirisasi industri yang difokuskan pada kelompok industri hulu, yaitu industri hulu agro, industri logam dasar dan bahan galian bukan logam, serta industri migas dan batu bara.

Menperin juga memberikan apresiasi kepada para pelaku industri yang semakin giat dalam mengoptimalkan produktivitasnya guna memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor.

“Namun demikian, upaya ini perlu didukung dengan kebijakan yang strategis, seperti menjaga pasokan bahan baku, termasuk dalam mendapatkan harga gas industri yang kompetitif,” tutupnya. (Aninda)