Beranda Pemerintahan BRIN dan ISEAS Yusof Ishak Institute Bahas Peluang dan Tantangan Kendaraan Listrik...

BRIN dan ISEAS Yusof Ishak Institute Bahas Peluang dan Tantangan Kendaraan Listrik di ASEAN 

1031
0

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Elektrifikasi sektor transportasi tengah menjadi prioritas di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Thailand, misalnya, berambisi menjadi pusat kendaraan listrik pada 2030 dengan target 30% dari total produksi kendaraan merupakan kendaraan listrik. Di sisi lain, Indonesia menawarkan insentif untuk pembelian kendaraan listrik dan konversi sepeda motor konvensional menjadi sepeda motor listrik. 

Berbagai negara ASEAN juga terus berupaya membangun industri baterai kendaraan listrik, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Namun, tantangan muncul karena tidak semua negara memiliki sumber daya mineral yang mencukupi. Sebagai contoh, Indonesia kaya akan nikel dan kobalt, sementara Vietnam memiliki cadangan bauksit.

Untuk membahas peluang dan tantangan ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkular (PREPS) bekerja sama dengan Singapore APEC Study Centre di ISEAS Yusof Ishak Institute dan Forum Kajian Pembangunan (FKP) mengadakan diskusi bertajuk “Ngabers Circo” (Ngaji Bersama Behaviorals and Circular Economy). Acara ini berlangsung di Gedung Widya Graha BRIN, Kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, pada Kamis, (5/12/2024). 

Diskusi panel ini dirancang sebagai forum dialog bagi pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat untuk berbagi gagasan dalam mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima nikel.co.id pada hari ini.

“Diskusi ini bertujuan menggali prospek, kendala, dan perkembangan kendaraan listrik di negara-negara ASEAN, sekaligus memberikan wawasan tentang ekosistem kendaraan listrik di kawasan,” ujar Kepala ORTKPEKM BRIN, Agus Eko Nugroho. 

Agus juga menyampaikan harapannya agar dialog ini menghasilkan solusi konstruktif dalam mengatasi tantangan terkait inovasi, kebijakan, ekonomi, dan lingkungan. Acara ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari industri otomotif, perwakilan pemerintah di sektor transportasi, energi, dan lingkungan, hingga komunitas akademisi dan peneliti. (Aninda)