
NIKEL.CO.ID, BALI – ASEAN Mining Conference 2024 kembali menjadi sorotan dengan pembahasan mendalam mengenai praktik terbaik pertambangan mineral dari hulu hingga hilir. Pada hari kedua konferensi yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Siti Sumilah Rita Susilawati, memberikan sambutan yang menyoroti peluang sekaligus tantangan sektor pertambangan di tengah dinamika global.
Dalam pidatonya, Rita, demikian Sesditjen Minerba ini akrab disapa, menyampaikan pentingnya pengelolaan sumber daya mineral secara berkelanjutan untuk mendukung perekonomian negara.
“Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa negara-negara dengan sumber daya mineral yang signifikan memiliki posisi strategis dalam perekonomian global. Namun, di sisi lain, ketegangan geopolitik yang terjadi belakangan ini memicu persaingan untuk mengamankan akses terhadap mineral-mineral penting yang ketersediaannya semakin terbatas,” ujarnya pada acara yang berlangsung di The Meru Sanur Hotel, Bali, Selasa (19/11/2024).
Menurutnya, situasi ini menghadirkan peluang besar bagi negara-negara ASEAN untuk berkolaborasi dalam memastikan pengelolaan sumber daya mineral yang efisien, inovatif, dan berorientasi lingkungan.
“Kondisi ini menciptakan peluang bagi negara-negara ASEAN untuk memperkuat kerja sama regional. Selain meningkatkan nilai tambah produk mineral dari hulu hingga hilir, kita juga dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan,” lanjutnya.
Selain itu, ia menekankan bahwa pengelolaan mineral harus mampu menjawab kebutuhan teknologi masa depan, seperti baterai kendaraan listrik dan energi terbarukan.
“Pengembangan industri hilir berbasis mineral sangat relevan untuk menjawab tantangan transisi energi global. ASEAN memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok mineral strategis dunia,” jelasnya.
Konferensi hari kedua ini juga diisi dengan diskusi panel dan sesi berbagi pengalaman dari berbagai negara anggota ASEAN, yang menampilkan praktik terbaik di sektor pertambangan. Topik yang dibahas mencakup penggunaan teknologi canggih dalam eksplorasi mineral, strategi keberlanjutan lingkungan, dan integrasi ekonomi dari industri hulu ke hilir.
ASEAN Mining Conference 2024 di Bali tidak hanya menjadi ajang berbagi pengetahuan, tetapi juga wadah strategis untuk memperkuat kerja sama regional. Dengan partisipasi aktif dari pemangku kepentingan, diharapkan hasil konferensi ini dapat menjadi peta jalan pengembangan sektor pertambangan yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan.
Konferensi akan berlanjut hingga Rabu (20/11/2024) dengan agenda yang tidak kalah menarik, termasuk pembahasan mengenai kebijakan regional untuk pengembangan industri pertambangan yang tangguh di tengah ketidakpastian global. (Shiddiq)