Beranda Nikel Prof. Rudy Sayoga: Kesadaran Pentingnya Data Hujan di Pertambangan Masih Rendah

Prof. Rudy Sayoga: Kesadaran Pentingnya Data Hujan di Pertambangan Masih Rendah

1194
0
IPU PT. RGB Expert Indonesia, Prof. Dr. Ir. Rudy Sayoga Gautama. (Foto: Chiva/nikel.co.id)
IPU PT. RGB Expert Indonesia, Prof. Dr. Ir. Rudy Sayoga Gautama. (Foto: Chiva/nikel.co.id)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Di bidang pertambangan kesadaran akan pentingnya data hujan masih rendah. Tambang-tambang besar memang sudah ada yang menyadari pentingnya data hujan, tetapi kerapkali data hujan masih tidak dianggap penting.

Kondisi tersebut diungkapkan Guru Besar Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga Dekan Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi Universitas Pertamina, Prof. Dr. Ir. Rudy Sayoga Gautama, di hadapan 111 peserta Training to Miners Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (TTM APNI) 2024,  Kamis (14/11/2024).

Prof. Rudy mengatakan, dalam kasus tambang nikel kali ini tidak telalu banyak kasus yang ditemukan mengenai intensitas hujan. Urusan intensitas curah hujan sebetulnya bukan hanya masalah di pengoperasian, tetapi dapat mengganggu produktivitas tambang dan menimbulkan masalah lingkungan.

Guru besar yang juga tergabung di RGB Expert Indonesia itu menambahkan bahwa kita tidak bisa menghentikan hujan. Karenanya, dia berharap agar pelaku tambang berpikir positif bahwa hujan adalah berkah bagi tambang.

“Jadi, kalau intensitas curah hujan dihitung dengan benar, mudah-mudahan dampaknya dapat dikompensasi dengan peningkatan produktivitas pada saat musim kemarau,” katanya kepada nikel.co.id, usai menyampaikan materi berjudul “Sistem Drainase Tambang dan Estimasi Intensitas Curah Hujan”.

Dia berharap, para penambang dapat melihatnya bukan dari jangka pendek bahwa produksi pada hari tersebut tidak bisa tecapai, tetapi selalu optimistis produksi setiap bulan dapat tercapai.

“Jadi, bukan menolak masalah hujan, tapi hujan kan gak ada yang bisa ditahan-tahan turunnya,” ujarnya.

Perusahaan tambang, sambungnya, dapat mengantisipasi curah hujan dengan infrastruktur yang sudah disediakan, sehingga dampaknya dapat terkendali. Data-data yang akurat juga harus dikumpulkan, diambil dengan baik dengan cara diukur secara konsisten.

“Kalau kita bisa menyiapkan infrastruktur, dampak hujan yang biasanya berhenti lima jam, sekarang jadi dua jam. Kan ini jadi lebih baik. Namun, kembali lagi, semua itu harus ditunjang dengan data-data yang akurat yang diambil dengan baik, dan yang di ukur secara konsisten,” tutupnya (Lili Handayani)