Beranda Tambang Optimasi Sumber Daya Tambang Melalui Geostatistik, Prof. Nur Tekankan Akurasi Estimasi

Optimasi Sumber Daya Tambang Melalui Geostatistik, Prof. Nur Tekankan Akurasi Estimasi

1193
0
Prof. Ir. Mohamad Nur Heriawan, S.T., M.T., Ph.D., pada TTM APNI 2024, di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Kamis (14/11/2024). Dok: MNI/Chiva.

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Geostatistik adalah metode penting dalam industri pertambangan yang  dikembangkan sebagai alat statistik untuk memperkirakan distribusi sumber daya tambang. Metode ini berperan penting dalam meningkatkan akurasi estimasi melalui pendekatan multivariat.

Prof. Ir. Mohamad Nur Heriawan, S.T., M.T., Ph.D., mengatakan di atas pada pemaparan materi “Application of Geostatistic for Resources & Reserve Optimization”, pada Training to Miners (TTM) Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) 2024, di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Kamis (14/11/2024).      

“Pada dasarnya, statistik adalah alat untuk mengelola data. Data yang diolah harus bersih dan terverifikasi. Tanpa validasi data yang benar, proses statistik menjadi tidak akurat,” ungkapnya seraya mengutip Matheron, tokoh terkenal di bidang geostatistik yang mendefinisikan metode ini sebagai aplikasi kemungkinan untuk mendesain variabel dalam ruang.

Pakar dari RGB Expert Indonesia yang juga pengajar di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) Institut Teknologi Bandung (ITB) itu juga menyoroti pentingnya penggunaan teknik multivariat dalam estimasi pertambangan, mengingat banyaknya parameter yang harus diperhitungkan.

“Misalnya, dalam proses estimasi, kita memiliki beberapa variabel, seperti NTE, CO, dan S2. Pendekatan multivariat ini memungkinkan kita untuk melakukan estimasi yang lebih baik, baik dari segi akurasi maupun ketepatan,” jelasnya.

Teknik interpolasi merupakan salah satu metode yang dijelaskan Prof. Nur sebagai pendekatan untuk memodelkan data geologi atau mineral. Ia mencontohkan teknik ini pada model geology drop, yang menggunakan koordinat spasial dalam evaluasi sumber daya.

“Koordinat yang dekat biasanya memiliki nilai yang lebih mirip, sedangkan yang lebih jauh kurang mirip. Ini adalah konsep dasar dalam geostatistik. Konsep ini menjadi penting dalam memastikan bahwa estimasi memiliki representasi yang lebih akurat,” tutur guru besar yang mengecap S1 dan S2-nya di “Kampus Cap Gajah” itu.

Ia juga memaparkan pentingnya peran bobot dalam proses pembobotan data geostatistik ketika setiap data mendapatkan bobot yang berbeda sesuai relevansi dan kedekatannya, sehingga menghasilkan gambaran yang lebih akurat tentang potensi sumber daya.

“Dengan bobot yang diberikan pada setiap data, kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas,” ungkapnya.

Pada akhir presentasi, ia memberikan penghormatan kepada dua pionir geostatistik, Dr. Danie Krige dan Prof. Isobel Clark. Kontribusi kedua pakar itu dalam metode ini sangat membantu menciptakan estimasi yang lebih akurat di industri tambang.

“Kita berutang banyak kepada Dr. Danie Krige dan Prof. Isobel Clark. Konsep mereka tentang statistik dalam pertambangan telah membuka jalan bagi pengembangan metode yang kita gunakan saat ini,” ujarnya.

Dengan pemahaman ini, guru besar kelahiran 11 April 1975 itu berharap penerapan geostatistik di kalangan praktisi tambang dapat membantu meningkatkan optimasi sumber daya dan cadangan tambang, serta meminimalkan kesalahan dalam estimasi. (Aninda)