Beranda Berita Nasional Pendapatan dan EBITDA MBMA Semester Pertama 2024 Meningkat US$922 Juta dan US$83...

Pendapatan dan EBITDA MBMA Semester Pertama 2024 Meningkat US$922 Juta dan US$83 Juta

2011
0

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Pendapatan dan EBITDA PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) pada semester 1 tahun 2024 mengalami peningkatan sebesar 163% dan 413% atau sebesar US$922 juta dan US$83 juta.

“Pertumbuhan pendapatan didukung oleh rekor produksi sebesar 42.782 ton nikel dalam nikel pig iron (NPI) dan 25.443 ton nikel dalam high-grade nickel matte (HGNM),” kata Manajemen MBMA dalam laporan keuangan MBMA sebagaimana dikutip dari Laman MBMA, Rabu (3/10/2024).

Hal ini, menurutnya, dengan disusul keberhasilan peningkatan kapasitas pabrik tambahan RKEF dan akuisisi fasilitas konversi HGNM pada pertengahan tahun 2023.

“Penjualan internal bijih saprolit pada semester pertama tahun 2024 mencapai 2,4 juta metrik ton basah (wmt) dengan harga jual rata-rata sebesar US$30/wmt,” ujarnya.

Selain itu, dia menuturkan, perusahaan juga melakukan penjualan bijih limonit ke PT Huayue Nickel Cobalt (HNC) pada semester pertama tahun 2024 sebesar 3,5 juta wmt dengan harga ASP US$16/wmt, dan terus memajukan inisiatif pertumbuhan pemrosesan HPAL.

MBMA juga meningkatkan kepemilikannya di PT ESG New Energy Material (PT ESG) dari 55% menjadi 60% selama 1H 2024. Kepemilikan MBMA di PT ESG dipegang melalui PT Merdeka Industri Anantha (PT MIA).

Pada akhir semester pertama tahun 2024, pemegang saham PT ESG telah menginvestasikan total US$330 juta dalam konstruksi proyek, yang terdiri dari US$180 juta dalam bentuk ekuitas dan US$150 juta dalam bentuk pembiayaan.

“Konstruksi PT ESG mengalami kemajuan dengan kegiatan commissioning diperkirakan akan dimulai pada akhir tahun 2024 dan mencapai 81,4% penyelesaian proyek secara keseluruhan pada akhir Agustus 2024,” tuturnya.

Ia memaparkan, pada semester pertama tahun 2024, MBMA menyelesaikan penerbitan obligasi pertamanya senilai Rp.1,5 triliun yang terdiri dari obligasi bertenor 367 hari dan tiga tahun. Dana yang diperoleh digunakan untuk pelunasan awal fasilitas PT Bank UOB Indonesia (UOBI) senilai US$80 juta, dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja MBMA.

Kemudian di akhir semester pertama tahun 2024, kas dan setara kas berjumlah US$247 juta, dengan total utang bank dan obligasi dalam rupiah masing-masing sebesar US$286 juta dan US$92 juta.

“Setelah semester pertama 2024, MBMA menyelesaikan penerbitan obligasi dalam rupiah keduanya dengan perolehan dana sebesar Rp.2,0 triliun, yang terdiri dari obligasi bertenor 367 hari dan tiga tahun,” paparnya.

Pendapatan

Untuk biaya pendapatan, antara lain MBMA menghasilkan pendapatan konsolidasi sebesar US$921,6 juta pada semester pertama tahun 2024, mencerminkan peningkatan sebesar US$571 juta (163% YoY) dari kontribusi setahun penuh penjualan NPI dari pabrik peleburan ketiga RKEF, PT Zhao Hui Nickel (ZHN), penjualan HGNM dari PT Konverter nikel matte Huaneng Metal Industry (HNMI) dan penjualan bijih limonit.

“Total beban pokok pendapatan yang dapat diatribusikan kepada NPI dari tiga pabrik RKEF dan HGNM adalah $455 juta dan $358 juta,” jelas Manajemen MBMA tersebut.

Dia juga mengungkap, total biaya tunai untuk NPI turun menjadi US$10,198/ton, dibandingkan dengan biaya tunai pada semester pertama tahun 2023 sebesar US$14,059/ton, didorong oleh rendahnya biaya bijih nikel, agen reduktor, dan listrik.

Selanjutnya, untuk total biaya tunai nikel matte adalah US$13.050/ton, dengan lebih dari 90% biaya tersebut terkait dengan pembelian nikel matte kualitas rendah (LGNM), salah satu bahan mentah utama untuk memproduksi HGNM.

Dalam profitabilitas, terdapat biaya tunai untuk biaya produksi bijih nikel pada Semester 1 2024 sekitar US$9/wmt untuk bijih saprolit dan bijih limonit.

“Biaya unit diperkirakan akan menurun seiring dengan peningkatan volume penambangan dan upaya berkelanjutan untuk mengoptimalkan operasi,” ungkapnya.

Ia menegaskan, MBMA menghasilkan EBITDA sebesar US$83 juta, meningkat YoY sebesar 572%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi dan penjualan nikel dalam HGNM dan NPI.

“EBITDA yang diatribusikan kepada NPI adalah US$44 juta, US$30 juta untuk HGNM dan US$17 juta untuk penjualan bijih limonit, diimbangi dengan biaya perusahaan sebesar US$8 juta,” tegasnya. (Shiddiq)