Beranda Agustus 2024 Mind Id: Hilirisasi Tingkatkan Daya Saing Produk Dalam Negeri terhadap Produk Luar...

Mind Id: Hilirisasi Tingkatkan Daya Saing Produk Dalam Negeri terhadap Produk Luar Negeri

1906
0
Dirut MIND ID, Hendi Prio Santoso.

NIKEL.CO.ID, JAKARTA –Direktur Utama PT Mining Industry Indonesia (Mind Id), Hendi Prio Santoso, menyatakan bahwa hilirisasi mempunyai konteks global dan yang paling utama Indonesia mempunyai Sumber Daya Alam sebagai bahan baku dan industri dalam negeri sebagai pengolahannya sehingga produk dalam negeri dapat bersaing dengan produk negara lain.

Hal ini menjawab sejumlah pihak yang mengkhawatirkan akan terjadinya kemunduran industrialisasi akibat hilirisasi dalam perbincangan yang ditayangkan oleh CNBC Indonesia pada segmen Mining Zone, Kamis kemarin.

“Artinya, importasi itu nanti akan sulit bersaing dengan produk dalam negeri karena semuanya lengkap ada di Indonesia, contohnya nikel,” sebut Hendi sebagaimana dikutip CNBC Indonesia, Jumat (16/8/2024).

Menurutnya, saat ini nikel Indonesia menguasai 60% cadangan dunia dan industri nikel di negara-negara lain sudah mulai berguguran karena mereka tidak bisa berkompetisi dengan Indonesia untuk pemenuhan supply chain yang terintegrasi.

“Ini adalah bukti bahwa pemahaman kemunduran industri akibat hilirisasi tersebut kurang tepat. Karena yang lebih utama kalau semuanya ada di dalam negeri tentu produk akhir akan lebih efisien dan mempunyai daya saing terhadap produk negara lain,” ujarnya.

Dia mencontohkan, mengenai kebutuhan alumunium untuk pasar Indonesia cukup besar ditambah di dalam negeri sedang melakukan berbagai pembangunan mulai dari perumahan, industri hingga perkotaan. Sehingga ketika Indonesia mempunyai industri hulu hingga hilir produk alumunium maka kebutuhan impor alumunium akan berkurang karena sudah dipenuhi oleh produk dalam negeri.

“Akhirnya, kita akan menuju swasembada alumunium sehingga menjadi negara yang berdaulat. Artinya, kita tidak lagi bergantung terhadap supply chain dari luar negeri,” jelasnya.

Selain itu, ia menambahkan, ketika negara mampu memenuhi kebutuhan alumunium sendiri maka dapat menghemat devisa negara dan APBN juga akan bertambah baik dan kuat karena kalau impor maka devisa akan terkuras. Jadi, ketika industri-industri baru tumbuh dan mulai berproduksi menghasilkan barang jadi maka hal ini akan menghasilkan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan membuka lapangan pekerjaan yang lebih besar.

“Di sanalah bonus demografi kita bermanfaat. Jadi semuanya saling menopang sehingga kedaulatan dari SDA ini nantinya akan tercipta,” tambahnya.

Lebih lanjut, Hendi memaparkan, keuntungan dari hilirisasi ini kedepannya sangat banyak kalau dilihat dari transisi energi, green energy dan transisi teknologi seperti baterai kendaraan listrik (EV) dan komponen terbesar dari baterai kendaraan listrik adalah nikel, grafit, alumunium, tembaga, mangan, kobalt.

“Jadi, kalau kita olah dengan baik maka bahan baku itu sebenarnya ada di kita. Sekarang dari sisi teknologi, kita harus mengakui teknologi China maupun Amerika Serikat jauh di depan kita sehingga kita harus berkolaborasi untuk menarik industri yang ada di luar negeri masuk ke Indonesia,” paparnya.

Paling tidak, dia menuturkan, investasi tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas, meningkatkan PDB yang bisa menarik industri luar negeri ke dalam negeri sehingga bisa melengkapai bahan baku yang sudah tersedia.

“Karena sayang, kalau bahan bakunya ada tapi kita ekspor keluar dan industri tetap ada di luar. Kalau saya rasa, Pemerintahan Joko Widodo sudah mempunyai visi ke sana dan Pemerintahan Prabowo Subianto saya yakin akan meneruskan kebijakan ini bahkan memperbaiki lebih lanjut dengan peta jalan ke depan ini, yaitu industrialisasi,” pungkasnya. (Shiddiq)