
NIKEL.CO.ID, BALIKPAPAN — PT Energia Prima Nusantara (EPN) terus memperkenalkan portofolio bisnisnya yang kali ini dengan menyelenggarakan seminar nasional “Hybrid Energy Solution untuk Efisiensi Operasional Pertambangan” di Hotel Novotel, Balikpapan, Kamis (11/7). Seminar tersebut terselenggara berkat kerja sama yang baik EPN dengan Huawei Indonesia dan Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo).
Seminar yang juga dimaksudkan untuk brand awareness EPN dan upaya konsistensi EPN dalam memberikan solusi infrastruktur energi bersih kepada pelanggan tersebut berlangsung hangat dan komunikatif bersama para mitra kerja dan potensil pelanggan perusahaan yang berdiri pada 28 Februari 2014 itu.
Direktur Pengembangan Bisnis EPN, Achmad Rizal Roesindrawan, mengatakan, kegiatan gathering tersebut dapat mempererat sinergi dan membuka kolaborasi baru antara EPN bersama pelanggan, terutama di area pertambangan batu bara.
“Kami memiliki lini bisnis yang sangat lengkap. EPN Holding memberikan layanan kelistrikan andal tentunya, ada juga dukungan dari penyedia teknologi global Huawei yang menyediakan layanan digital, seperti infrastruktur smart micro grid. Saat ini EPN berusaha menjadi perusahaan yang inovatif, berkomitmen tidak hanya fokus dalam melayani kebutuhan industri, tetapi juga kebutuhan fundamental masyarakat dan sektor lainnya,” ungkap Rizal.
Sementara itu, Herjadi Budiman, perwakilan PT Pamapersada Nusantara (Pama), mengatakan, selama ini komunikasi dan kinerja EPN sudah semakin baik.
“Kerja sama Pama dengan EPN sangat baik. Sistem integrasi tenaga listrik modern dari sumber energi surya merupakan bentuk pelayanan EPN yang dari hari ke hari semakin berkembang dan semakin memberikan dampak positif. Pama sudah mengimplementasikan smart micro grid Solar PV di jobsite PT Bukit Asama Tbk. Semoga portofolio EPN semakin baik, semakin besar dan sukses,” ungkap Herjadi.
Dalam seminar nasional kali ini, EPN melakukan penandatanganan kerja sama dan kolaborasi inovasi terbaru bersama Huawei Indonesia tentang pengembangan energi terbarukan berbasis tenaga surya.
Terkait hal tersebut, Director of Huawei Indonesia Digital Power Business Department, Jin Song, mengatakan, kerja sama tersebut merupakan langkah inovasi yang tepat sebagai layanan sumber kelistrikan energi bersih dari EPN. Ia berharap, EPN dan Huawei Indonesia, dengan berbagai terobosan produk dan layanan ini, dapat semakin meningkatkan kemudahan mendapatkan listrik dari energi surya demi terwujudnya kepuasan pelanggan dan pengurangan emisi gas karbon di lingkungan pertambangan batu bara di Indonesia.
Transformasi bisnis yang dilakukan EPN selama enam tahun terakhir menjadi titik perubahan besar perseroan dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan dan usaha dalam mendukung program Net Zero Emission 2060 Pemerintah Indonesia.

Sekilas EPN
EPN memiliki dan mengoperasikan pembangkit listrik mulut tambang Pama 1 dengan kapasitas 2×15 MW yang terletak di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Pembangkit listrik tersebut menyuplai listrik Mining Cluster Improvement Program (MCIP) Grup Pama dengan skema Wilayah Usaha Ketenagalistrikan (“WUK”).
Pada 2018, alur bisnis EPN beralih ke sektor energi terbarukan, mulai dari penyediaan PLTS atap secara sistematik dengan total instalasi sebesar 17 MWp dan progres instalasi sebesar 17 MWp, Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM), baik yang dikembangkan sendiri oleh EPN melalui PT Uway Energi Perdana untuk Proyek PLTM Besai Kemu 7 MW maupun melalui entitas anak usahanya, PT Arkora Hydro Tbk, serta pembangunan jaringan transmisi distribusi yang dikembangkan oleh PT Bina Pertiwi Energi, yang juga salah satu entitas usaha di bawah EPN.
Selain itu, EPN juga merampungkan akuisisi new business, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Geothermal Project PT Supreme Energy Rantau Dedap, Sumatera Selatan, dengan kapasitas 91,2 MW.
ESG EPN
“Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor penyedia energi listrik di Indonesia, kami menyadari bahwa aspek lingkungan merupakan bagian yang sangat vital dalam perjalanan di bisnis energi. Oleh karena itu, kami memiliki komitmen dalam penyediaan energi listrik yang ramah bagi lingkungan,” demikian ditegaskan Rizal.
Dalam mendukung program ESG di bisnis PLTU, katanya menambahkan, EPN memiliki langkah strategis dalam percepatan implementasi co-firing biomass dengan memproduksi dan melakukan bauran serpihan kayu (woodchip) dan sawdust (serbuk gergaji) sebesar 3% dari total konsumsi bahan bakar (coal) yang digunakan. Hal ini juga menjadi upaya mereduksi karbon di lingkungan sekitar PLTU.
Untuk pengelolaan limbah B3 dan non-B3, EPN menggunakan prinsip 3R, yaitu, reduce, reuse, dan recycle. Salah satu pengelolaan terbesar adalah pengelolaan fly ash dan bottom ash dengan memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai ekonomis, seperti menjadikan produk concrete batako dan paving block. (Red)