Beranda Berita Nasional Penurunan Ekspor Nikel Indonesia pada Juni 2024, Kinerja Tahunan Tetap Positif

Penurunan Ekspor Nikel Indonesia pada Juni 2024, Kinerja Tahunan Tetap Positif

5378
0

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar pada Juni 2024, hampir semua komoditas mengalami penurunan dibandingkan dengan Mei 2024. Penurunan tertinggi terjadi pada logam mulia dan perhiasan/permata yang turun sebesar 45,76 persen atau US$440,5 juta.

Komoditas lainnya yang mengalami penurunan nilai ekspor meliputi nikel dan barang daripadanya dengan penurunan sebesar 25,20 persen atau US$214,1 juta; alas kaki turun 18,96 persen atau US$117,0 juta; mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya turun 8,50 persen atau US$106,5 juta; besi dan baja turun 4,32 persen atau US$94,8 juta; berbagai produk kimia turun 14,43 persen atau US$80,0 juta; bahan bakar mineral turun 1,86 persen atau US$61,5 juta; serta kendaraan dan bagiannya yang turun 4,67 persen atau US$43,2 juta.

Sebaliknya, dua komoditas mengalami peningkatan nilai ekspor pada Juni 2024. Lemak dan minyak hewan/nabati mengalami peningkatan signifikan sebesar 68,06 persen atau US$1.091,5 juta, sementara mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya meningkat 1,76 persen atau US$9,6 juta.

Selama periode Januari hingga Juni 2024, ekspor dari sepuluh golongan barang di atas memberikan kontribusi sebesar 63,02 persen terhadap total ekspor nonmigas. Namun, dari sisi pertumbuhan, ekspor sepuluh golongan barang tersebut turun 7,82 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.

Kinerja ekspor nikel Indonesia menunjukkan perkembangan yang menarik sepanjang tahun 2024. Nilai FOB nikel dan barang-barang terkait (HS 75) pada Juni 2023 tercatat sebesar US$405,8 juta. Nilai ini melonjak signifikan menjadi US$849,6 juta pada Mei 2024. Namun, pada Juni 2024, nilai FOB mengalami penurunan menjadi US$635,5 juta. Secara kumulatif, nilai ekspor nikel dari Januari hingga Juni 2024 mencapai US$3.540,3 juta, sedikit meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$3.454,4 juta. 

Dalam perbandingan tahunan (Year-on-Year), terjadi peningkatan sebesar 56,61 persen, meskipun secara bulanan (Month-to-Month) terjadi penurunan sebesar 25,20 persen. Secara keseluruhan, terdapat peningkatan kumulatif sebesar 2,49 persen dibandingkan tahun lalu.

Ekspor nonmigas Indonesia pada Juni 2024 ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India masing-masing mencapai US$4.650,3 juta; US$1.965,4 juta; dan US$1.843,0 juta. Total nilai ekspor nonmigas Juni 2024 ke 13 negara tujuan mencapai US$13.872,0 juta atau turun US$1.187,7 juta (7,89 persen) dibanding Mei 2024. 

Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor ke sebagian besar negara tujuan utama seperti Jepang yang turun US$535,8 juta (30,14 persen); Amerika Serikat turun US$218,1 juta (9,99 persen); dan Malaysia turun US$155,4 juta (17,66 persen). Namun, beberapa negara mengalami peningkatan ekspor, antara lain Taiwan dengan peningkatan sebesar US$168,6 juta (34,21 persen); Singapura meningkat US$30,2 juta (4,98 persen); dan Italia meningkat US$8,0 juta (4,43 persen). 

Ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa pada Juni 2024 masing-masing mencapai US$3.621,6 juta dan US$1.211,2 juta, atau turun 4,47 persen dan 24,87 persen dibanding Mei 2024.

Pada periode Januari hingga Juni 2024, Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$27.019,5 juta (23,06 persen), diikuti Amerika Serikat dengan nilai US$12.186,4 juta (10,40 persen), dan India dengan nilai US$10.693,1 juta (9,12 persen). 

Komoditas utama yang diekspor ke Tiongkok selama periode tersebut adalah besi dan baja, bahan bakar mineral, serta nikel dan barang daripadanya. Sementara itu, ekspor ke kawasan ASEAN dan Uni Eropa masing-masing memberikan kontribusi sebesar 17,93 persen dan 7,12 persen. (Aninda)