Beranda Korporasi Harga Nikel Kembali Alami Kenaikan, Muchtazar Ungkap Faktor yang Mempengaruhi

Harga Nikel Kembali Alami Kenaikan, Muchtazar Ungkap Faktor yang Mempengaruhi

2270
0
Sustainability Manager Nickel Industries Limited, Muchtazar. (Foto : Chiva/nikel.co.id)
Sustainability Manager Nickel Industries Limited, Muchtazar. (Foto : Chiva/nikel.co.id)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Harga nikel dunia kembali naik hingga menyentuh posisi tertinggi dalam setahun. Pada harga nikel acuan London Metal Exchange (LME) tercatat US$21.615 per ton. Angka ini naik 25% dibanding kemarin.

Menanggapi tersebut Sustainability Manager Nickel Industries Limited, Muchtazar, berpendapat, kenaikan harga tersebut terjadi karena banyak faktor. Salah satunya, stock supply dan banned terhadap nikel Rusia.

“Nikel Rusia itu lagi diketatkan juga, jadi permintaan nikel dari Indonesia dan dunia lagi mengalami kenaikan. Akibatnya, ya kenaikan harga,” ungkapnya kepada nikel.co.id, Rabu (22/5/2024).

Dibandingkan harga nikel pada satu dan dua tahun lalu, harga nikel saat ini masih relatif rendah. Namun demikian, Muchtazar mengingatkan kembali, meski permintaan dan harganya naik, nikel harus tetap diproduksi dengan secara bertanggung jawab. Karena, permintaan nikel yang ramah lingkungan (green nickel) ini makin tinggi.

“Bahkan, April atau Maret lalu itu sempat ada wacana untuk mengembangkan green premium untuk nikel di LME,” ucapnya seraya menambahkan bahwa saat itu proposal yang diajukan sempat tidak diakui karena peminat pasar dari green nickel masih relatif rendah.

“Namun, menurut saya, cepat atau lambat akan terjadi,” simpulnya.

Kedua, lanjutnya, mungkin di sini juga ada beberapa regulasi yang terkait. Salah satunya dengan European Battery Passport. Maka dari itu, carbon footprint yang dihasilkan untuk produksi nikel, dan juga beberapa manufactures harus dideklarasikan.

Mereka, sambungnya, punya persayaratan juga. Misalnya, nikel yang dihasilkan harus terverifikasi The Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA), batas emisi karbonnya tidak boleh lebih dari sekian. Intensitas karbon tertentu yang menjadi limitnya.

“Intinya, tren permintaan green nickel atau nikel ramah lingkungan makin meningkat. Ke depannya, produksi nikel akan terus semakin ketat, baik dari pemerintah, pihak konsumen, ataupun pemakai nikel,” tuturnya. (Lili Handayani)