NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Awal April 2024, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengatakan, PT Vale Indonesia Tbk. akan memperoleh perpanjangan kontraknya dengan penerbitan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Bahlil mengungkapkan hal itu sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penerbitan IUPK. Ia menambahkan, proses penerbitan IUPK diperkirakan akan selesai dalam beberapa pekan ke depan, yang akan memberikan Vale perpanjangan kontrak selama 20 tahun.
“Vale berada dalam kondisi baik. Mereka hampir menyelesaikan prosesnya. Saya kira dalam beberapa minggu ke depan ini akan selesai. Perpanjangan kontrak ini berjalan lancar tanpa kendala,” ujarnya di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2024).
Namun, hingga sekarang, Vale, yang IUPK-nya akan berakhir 28 Desember 2025, belum mendapatkan perpanjangan IUPK.
“Kalau sampai dengan saat ini, kita, PT Vale, belum menerima dokumennya,” kata Senior Manager Communication PT Vale, Suparam Bayu Aji, dalam acara Media Gathering, di Jakarta, Senin (1/4/2024).
Padahal, Senin (26/2/2024), Vale telah melakukan upaya untuk mendapatkan perpanjangan IUPK melalui divestasi sahamnya sebesar 14% ke perusahaan Pemerintah Indonesia melalui Mining Industry Indonesia (Mind Id).
PT Vale sedang membuat pabrik HPAL di Sorowako, Sulawesi Selatan, pabrik RKEF dan stainless steel di Bahodopi, Sulawesi Tengah, dan pabrik HPAL di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Pabrik ini dikabarkan akan menggunakan energi baru dan terbarukan (EBT). Hal itu sesuai kaidah yang diterapkan pusat operasional Vale di Brazil.
Senin pekan ini (15/4/2024), Vale mengumumkan telah mencapai tujuannya untuk menjalankan seluruh kegiatan operasionalnya di Brasil dengan menggunakan sumber-sumber energi terbarukan, dua tahun lebih awal dari target yang dijadwalkan pada 2025.
Produsen besi dan nikel terkemuka yang berbasis di Rio de Janeiro ini mengatakan bahwa 100% listrik yang digunakan dalam operasi lokalnya tahun lalu berasal dari sumber-sumber ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga air, angin, dan matahari.
“Seiring dengan kemajuan dalam mencapai target, kami membantu membuat matriks energi Brasil menjadi lebih bersih, berkontribusi pada perjuangan masyarakat melawan perubahan iklim,” kata Direktur Energi dan Dekarbonisasi Vale, Ludmila Nascimento, dalam pernyataannya.
Vale memulai perjalanannya menuju 100% konsumsi energi terbarukan pada 1990-an dengan mengakuisisi pembangkit listrik tenaga air pertamanya. Kegiatan perusahaan kini didukung oleh portofolio energi terbarukan dengan kapasitas terpasang sebesar 2,6 GW, setara dengan konsumsi energi lebih dari 3 juta orang.
Perusahaan ini memiliki 14 aset melalui partisipasi langsung dan tidak langsung, termasuk sepuluh pembangkit listrik tenaga air, tiga pembangkit listrik tenaga angin, dan Sol do Cerrado. Jika berfungsi sebagai pembangkit listrik, Vale akan menduduki peringkat ke-15 terbesar di negara ini. (Aninda)