Beranda April 2024 Tahun 2024 Harga Nikel Cenderung Alami Kenaikan

Tahun 2024 Harga Nikel Cenderung Alami Kenaikan

5510
0
Bagan INPI yang dikeluarkan APNI per minggu per 15 April 2024

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Penjualan harga bijih nikel dalam Indonesia Nickel Price Index (INPI) pada bulan April 2024 terlihat mengalami peningkatan kenaikan harga di kisaran US$1,4 hingga US$3,5.

Hal ini seperti tampak dalam indeks INPI per 8 April 2024 untuk produk bijih nikel kadar 1,2% (CIF) ada di kisaran 22,7 -26,7 dengan rata-rata harga US$24,7 dan meningkat sebesar US$1,4. Untuk nikel kadar 1,6% berada di kisaran 39,8 hingga US$46,8 dengan rata-rata harga 43,3 dan mengalami peningkatan sebesar US$3,5. Sedangkan untuk Nickel Pig Iron (NPI/FOB) harga berada pada titik US$112,0 dengan rata-rata sama US$1120,0 sehingga mengalami penurunan di kisaran US$-0,6.

Harga per 8 April lebih tinggi dibandingkan dengan per 1 April 2024 untuk bijih nikel kadar 1,2% berada di kisaran US$21,3 – 25,3 dengan rata-rata US$23,3 dan kadar 1,6% sebesar 37,3 – 42,3 dengan rata-rata harga sebesar US$39,8. Sedangkan untuk NPI di kisaran US$112,6 – 112,6 dan mengalami penurunan US$-1,9.

Untuk harga INPI terbaru per 15 April 2024, bijih nikel kadar 1,2% harga berada di kisaran US$22,7 – 26,7 dan rata-rata harga US$24,7 sedangkan nikel kadar 1,6% berada dikisaran antara 39,8 –US$46,8 dengan rata-rata harga sebesar US$43,3. Untuk NPI kisaran harga antara US$112,2 – 112,2 dengan rata-rata harga sebesar US$112,2 mengalami peningkatan sebesar US$+0,2.

Mengutip laman themarketbull.com, faktor naik dan turunya harga nikel maka harus diketahui faktor tersebut, diantaranya adalah penggunaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan penyimpanan jaringan listrik secara global.  Dua faktor terbesar inilah yang mendorong menentukan peran penting nikel yang juga mendukung berbagai teknologi ramah lingkungan.

Intinya, peranan komponen baterai kendaraan listrik generasi selanjutnya, baterai nikel, mangan, kobalt (NMC) dan baterai nikel, kobalt, alumunium (NCA) selama ini telah membawa perubahan besar bagi nikel.

Diperkirakan nikel yang masuk sebagai bahan penting pembuatan baterai, harganya tidak akan mudah begitu saja turun dari posisi barunya. Namun harga nikel secara historis mengalami perubahan harga yang besar dan tidak terkecuali pada tahun 2023.

Harga nikel telah anjlok sekitar 45% sejak Januari tahun 2023 lalu ketika diperdagangkan sedikit di atas US$30.000 per ton.

Nikel dinilai bekinerja buruk di London Metal Exchange (LME) dan Shanghai Futures Exchange (SHFE) pada tahun 2023. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan pasokan dari Indonesia yang belum pernah terjadi sebelumnya dan peralihan dari baterai yang mengandung nikel ke baterai litium atau alternatif besi fosfat (litium, fero phosphate/LFP).

Tahun 2023, dunia mengalami surplus nikel ditengah berkurangnya permintaan nikel dari industri stainless steel dan baterai. Konsumsi nikel jangka panjang di seluruh dunia masih didomiasi dari industri stainless steel yang sedang berkembang terutama di Indonesia dan Tiongkok (China). Saat ini, permintaan nikel untuk industri baterai EV terus meningkat namun sekitar 70% konsumsi nikel dihabiskan untuk pabrik stainless steel. Menurut data ING, baterai hanya menyumbang sekitar 17% dari total permintaan nikel.

Tanda-tanda positif dari re-stocking

Setelah mengalami oversupply di tahun 2023, saat ini permintaa China untuk nikel meningkat dan perlambatan produksi nikel di Indonesia dianggap menjadi titik balik bagi nikel pada tahun2024. Sejak jatuh ke level terendah dalam setahun dan level terendah dalam tiga tahun sekitar US$15.600/t pada awal bulan Februari 2024, harga nikel telah bangkit kembali di atas US$16.400/t – menjadikannya nikel berbasis kinerja terbaik sejauh ini pada tahun 2024.

Morgan Stanley menganalisis, dengan mengaitkan kenaikan harga nikel baru-baru ini dengan mencatat posisi net short di LME dan keragu-raguan mengenai persetujuan izin pertambangan di Indonesia. Hal ini menyusul serentetan pengumuman pengurangan produksi dari perusahaan seperti BHP (ASX: BHP) dan lainnya – hingga sekitar 110.000/t.

Dia memperkirakan keseimbangan akan muncul kembali di pasar nikel pada tahun 2024. Broker tersebut menyebutkan kenaikan harga nikel sulfat sebesar 7% baru-baru ini sebagai tanda positif dari adanya restocking oleh produsen katoda.

Setelah mengalami penurunan produksi, Indonesia saat ini mengumumkan akan meningkatkan produksi  nikel secara signifikan. Hal ini seperti disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenkomarves), Septian hario Seto, tidak memperkirakan rencana peningkatan produksi akan menggagalkan pertumbuhan harga nikel yang terjadi tahun ini. Dia memperkirakan harga nikel jangka panjang akan berada di antara US$18.000/t dan US$19.000/t. (Shiddiq)