
NIKEL.CO.ID., JAKARTA — Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada (TBP) atau Harita Nickel, Roy Arman Arfandy, mengatakan, proyek terbaru yang sedang dibangun oleh perusahaan ada dua proyek nikel untuk pabrik nikel berteknologi high pressure acid leaching (HPAL) dan rotary kiln electric furnace (RKEF).
Dua proyek itu dibangun oleh anak usaha Harita Nickel, yaitu PT Obi Nickel Cobalt (ONC) untuk pabrik nikel HPAL dengan kapasitas 65.000 ton dan PT Karunia Permai Sentosa (KPS) akan membangun pabrik nikel RKEF.
“Sekarang ini ada dua proyek dalam tahap kontruksi yang sedang berjalan,” kata Roy ketika menjawab pertanyaan dari Tim MNI/nikel.co.id dalam diskusi Harita Nickel dengan media saat buka puasa bersama, di Eco Deck Plataran Senayan, Jakarta, Rabu (3/4/2024).
Menurutnya, untuk proyek pabrik HPAL yang sedang dibangun PT ONC sampai saat ini masih dalam fase kontruksi dan secepatnya bisa berproduksi bila sudah rampung pembangunannya pada 2024.
“PT ONC itu sedang berjalan kontruksinya dan diharapkan sudah mulai tahap produksi itu di bulan April – Juni (2024),” ujarnya.
Dia menjelaskan, untuk PT ONC yang berlokasi di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi diatas 60.000-an ton tiap tahunnya.
“Kalau untuk PT ONC itu kapasitas produksi sebesar 65.000 ton nikel per tahun,” jelasnya.
Ia juga menuturkan, pada proyek pabrik HPAL oleh PT ONC ini, Harita Nickel telah merogoh koceknya sebesar US$1,2 miliar atau setara Rp17,9 triliun dan ditargetkan rampung pada akhir tahun 2024 ini.
“Dan, ONC itu diperkirakan akhir tahun ini (2024) sudah mencapai kapasitas growth/full,” tuturnya.
Roy memaparkan, untuk proyek smelter RKEF PT KTS direncanakan memiliki 12 line dengan target kapasitas sebesar 185.000 metal ton per tahun yang direncanakan selesai 2025 mendatang. Namun, untuk tahap awal pabrik yang menghasilkan feronikel ini, akan memulai produksi dari 4 line dengan kapasitas produksi di atas puluhan ribu ton per tahun.
“Untuk KTS karena kami baru membangun hanya 4 line dulu, itu diperkirakan kapasitasnya hanya sekitar 60.000 ton nikel per tahun dulu. Kita bangun bertahap, pertama 4 line dulu dengan kapasitas produksi 60.000 dulu,” paparnya. (Shiddiq)