𝗡𝗜𝗞𝗘𝗟.𝗖𝗢.𝗜𝗗, 𝗝𝗔𝗞𝗔𝗥𝗧𝗔 – Rekanan 𝘓𝘰𝘯𝘥𝘰𝘯 𝘔𝘦𝘵𝘢𝘭 𝘌𝘹𝘤𝘩𝘢𝘯𝘨𝘦 (LME), Metalshub menawarkan kepada penjual nikel untuk mengunggah data jejak karbon produk (PCF) dan menjual nikel hijau atau nikel kelas 1 rendah karbon ramah lingkungan dalam perdagangan.
Metalshub baru-baru ini memasukkan penjualan nikel hijau dalam kategori ramah lingkungan (green premium) untuk produk nikel dengan jejak karbon rendah dan karakteristik 𝘦𝘯𝘷𝘪𝘳𝘰𝘯𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭 𝘴𝘰𝘤𝘪𝘢𝘭 𝘢𝘯𝘥 𝘨𝘰𝘷𝘦𝘳𝘯𝘢𝘯𝘤𝘦 (ESG) yang unggul.
“Jejak karbondioksida (CO2) dan kinerja ESG akan memainkan peran penting, dan hal ini memberikan peluang bagi produsen untuk memasarkan produk mereka dengan harga premium jika pasar bersedia membayarnya,” kata salah seorang pendiri Metalshub, Dr. Frank Jackel, sebagaimana dikutip dari metalshub.com dalam wawancaranya dengan Reuters, pada 12 Maret 2024.
Saat ini nikel hijau menjadi berita utama ketika LME didesak untuk memisahkan kontrak nikelnya menjadi kontrak bersih dan kotor. Hal ini disebabkan dengan pesatnya pertumbuhan pasokan nikel dari Indonesia. Terhitung sejak 2019, Indonesia telah meningkatkan operasi penambangan dan pengolahan nikel sehingga menyebabkan penurunan harga nikel.
Pada Fitur 12 Maret 2024, nikel merupakan bahan baku strategis untuk transisi energi ramah lingkungan, penting untuk baterai mobil listrik, serta produksi baja tahan karat. Artinya, pengadaan logam untuk ekonomi ramah lingkungan juga harus mematuhi tujuan dekarbonisasi di seluruh rantai pasokan.
Namun, rendahnya harga nikel di Indonesia dikaitkan dengan rendahnya standar keberlanjutan dan tingginya emisi karbon akibat penggunaan tenaga batu bara.
Oleh karena itu, Metalshub mulai mengeluarkan produk nikel premium dalam perdagangan di LME yang akan membawa emisi karbon ke titik pembelian, sehingga keputusan pembelian dibuat dan dapat membantu pembeli nikel untuk mencapai tujuan ESG mereka.
Namun, salah satu dari pendiri Metalshub, Dr. Sebastian Kreft, dalam wawancara dengan Financial Times bertema “Perlunya untuk memperkenalkan premium hijau untuk nikel”, menyatakan, dalam perdagangan nikel yang dibagi menjadi dua kontrak perdagangan antara nikel hijau atau bersih dan nikel kotor yang baru akan melemahkan upaya LME untuk meningkatkan likuiditas dan meningkatkan jumlah merek nikel yang dapat dikirimkan secara fisik.
Selain itu, para pelaku pasar telah menyatakan keprihatinannya mengenai bagaimana mendefinisikan nikel hijau.
“Memisahkan nikel hijau dan kotor akan bertentangan dengan tuntutan baru-baru ini untuk membangun kembali likuiditas di LME setelah krisis nikel,” kata Sebastian.
Metalshub sendiri merupakan perusahaan penyedia perangkat lunak terkemuka untuk industri logam dan pertambangan, yang kini telah memiliki fungsi untuk menilai premi ramah lingkungan saat ini.
Untuk nikel kelas 1 dapat dikutip di platform Metalshub dan pembeli dapat menilai kredensial PCF dan ESG (misalnya Nickel Mark, IRMA, TSM) saat meninjau penawaran.
Berdasarkan keterlibatan pasarnya, LME telah menentukan ambang batas untuk kategori nikel rendah karbon yaitu kurang dari 20 ton setara CO2 di Cakupan 1-3.
Saat ini, PCF berbagai produk nikel berkisar antara 6 ton hingga lebih dari 100 ton setara CO2 per ton di LME. Rencananya, Metalshub akan menerbitkan Volume Indeks Premium Nikel Rendah Karbon Kelas 1, yang diperdagangkan di Metalshub terus tumbuh dengan lebih dari US$220 juta Nikel Kelas 1 yang ditransaksikan pada tahun 2023. Metalshub telah menggunakan transaksi untuk menghitung Indeks Premium Briket Nikel Berbayar Bea Eropa mingguan.
Pada 1 Maret 2024, premi terhadap harga tunai LME Nickel adalah US$245 per metrik ton. Pelaku pasar juga dapat menggunakan Metalshub untuk membeli dan menjual nikel sulfat, feronikel, dan jenis Nikel Kelas 2 lainnya.
Maka dimulai 31 Maret, Metalshub akan memulai pelaporan bulanan mengenai volume Nikel Kelas 1 yang diperdagangkan dengan jejak karbon tercatat kurang dari 20 ton setara CO2 per ton material.
Setelah jumlah transaksi reguler yang memadai tercapai, Metalshub akan mulai menerbitkan Indeks Premium Nikel Rendah Karbon Kelas 1 (Bea Berbayar Eropa).
Indeks ini pada waktunya dapat diperluas menjadi indeks premium nikel hijau dengan mempertimbangkan karakteristik keberlanjutan tambahan.
Metalshub juga mengundang pelaku pasar dan masyarakat luas untuk berkontribusi pada metodologi penyediaan indeks ini. Kelola seluruh proses pembelian dan rantai pasokan anda melalui Metalshub. (𝙎𝙝𝙞𝙙𝙙𝙞𝙦)