NIKEL.CO.ID, Washington DC – Presiden RI, Joko Widodo, melakukan lawatan ke Amerika Serikat (AS). Pada kesempatan tersebut, dia memberikan kuliah umum di Georgetown University, Washington DC, Senin, 13 November 2023.
Pada sesi tanya jawab, Presiden Jokowi ditanyakan terkait pentingnya peningkatan kemitraan AS-Indonesia menjadi kemitraan strategis yang komprehensif.
Alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada ini mengatakan, “Amerika adalah negara besar dan pengaruhnya kepada negara manapun juga sangat besar. Ekspor Indonesia saat ini ke AS juga sangat besar. Oleh sebab itu, ruang harus dibuka lebar-lebar untuk membuka kerja sama, baik kerja sama perdagangan, ekonomi, investasi, mineral kritis, dan transisi energi.
Sebagai negara yang kaya mineral kritis dan potensi hijau, Indonesia dapat menjadi mitra bagi AS karena Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, timah terbesar nomor dua di dunia, dan juga energi hijau.
Seperti diketahui, cadangan nikel di Indonesia mencapai 52% atau setara 72 juta ton dari 139.419.000 ton cadangan nikel di dunia. Menurut data yang diterbitkan Kementerian ESDM pada tahun 2022, produksi nikel Indonesia juga menempati peringkat pertama, yakni sebesar 1 juta ton, melebihi Filipina (370 ribu ton) dan Rusia (250 ribu ton).
Untuk sumber daya bijih nikel, Indonesia memiliki 8,26 miliar ton dengan kadar 1% sampai 2,5%. Rinciannya, kadar nikel kurang dari 1,7% sebanyak 4,33 miliar ton dan kadar lebih dari 1,7% sebesar 3,93 miliar ton.
“Indonesia memiliki potensi energi hijau 3.600 megawatt. Sebuah potensi yang bisa dipakai untuk memproduksi produk-produk hijau, untuk ekonomi hijau, yang bisa kita kembangkan bersama-sama antara AS dan Indonesia. Artinya, semua itu bisa dikembangkan dan berkontribusi bagi kebaikan Indonesia, Amerika, dan dunia,” paparnya.
Selain di Georgetown University, Presiden Jokowi juga memberikan kuliah umum di Stanford University. Ketika memberikan kuliah umum, presiden mengundang mahasiswa untuk berkunjung ke Ibu Kota Nusantara (IKN). (Aninda)