Beranda Agustus 2023 Direktur ILMATE: Belum Ada Pabrik Baterai Lithium, Baru Pabrik Packing

Direktur ILMATE: Belum Ada Pabrik Baterai Lithium, Baru Pabrik Packing

1848
0

NIKEL.CO.ID, 2 AGUSTUS 2023 – Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Taufik Bawazier, menyebutkan, di Indonesia belum ada pabrik baterai Lithium. Saat ini baru ada pabrik packing baterai untuk kendaraan listrik di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Taufik Bawazier saat diwawancarai oleh nikel.co.id, usai menghadiri acara International Battery Summitt, di Hotel Sahid, Selasa, 1 Agustus 2023 yang diadakan NBRI bekerja sama dengan APNI.

“Belum, baru pabrik packing,” sebut Taufik saat diwawancarai nikel.co.id, Selasa (1/8/2023).

Menurutnya, pembangunan pabrik baterai lithium merupakan tugas Indonesia Battery Corporation (IBC). IBC inilah yang menangani tentang pembangunan baterai kendaraan listrik dan kendaraan listrik di Indonesia.

“Itu diharapkan nanti IBC ini (membangun pabrik baterai lithium kendaraan listrik). IBC kan punya (pabrik motor) juga Gesits. Sehingga mengalir itu. Kalau (pabrik kendaraan listrik) ini dibuka, misalnya ini dibuka maka deman-nya akan naik. Kalau deman-nya naik berarti secara ekonomi ada ruang untuk menambah kapasitas. Kalau cara berfikir gesits begitu,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia memaparkan, dalam dunia industri pertambangan hulu dan hilir yang memberikan keuntungan besar itu dari industri hilirnya.

“Kalau hilirnya berkembang otomatis akan menarik (keuntungan). Kalau hilir volumenya kecil akan otomatis ke dalam negeri itu akan menunggu (keuntungannya kecil),” paparnya.

Taufik menuturkan, menurut asumsinya, bila Indonesia sudah mempunyai pabrik smelter, pabrik pemurnian seperti smelter nikel maka bijih nikel bisa diolah menjadi bahan baku suatu produk yang dibutuhkan dunia industri. Seperti untuk pembuatan pipa PVC, dan sebagai.

“Kan pasti butuh bahan baku. Dia kalau dijadikan produk untungnya lebih besar, ngapain ekspor yang lebih hulu,” tuturnya.

Sebagai Direktur Ilmate Kemenperin RI, dia mengatakan, tugasnya lebih fokus pada sektor hilir berupa bahan setelah jadi atau produk jadi.

“Karena kami tidak ada otoritas kepada investor, kamu harus bikin ini, kamu saya tutup yang ini. Nah itu ada di BKPM,” ujarnya.

Ia menjelaskan, saat ini Indonesia sudah memiliki pabrik baterai namun baru untuk baterai sepeda listrik dari bahan Li Acid, salah satunya perusahaan pabrik baterai ABC. Namun untuk pabrik baterai lithium untuk kendaraan motor maupun mobil listrik belum ada.

Taufik menepis untuk membicarakan tentang Indonesia Nickel Price Index (INPI) karena pihaknya selama ini hanya melaksanakan tugas untuk pengembangan pabrik baterai maupun kendaraan listrik saja.

“Saya ke pabriknya saja, kalau tambang-tambang nggak ngerti. Saya yang penting industrinya tumbuh Kalau industri logam terus tumbuh. Jadi kalau arah ke hulunya bukan ke saya,” pungkasnya. (Shiddiq)