NIKEL.CO.ID – Selama 10 tahun terakhir ini Indonesia tidak berhasil menemukan satu pun cadangan mineral baru.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eko Budi Lelono mengatakan, hal ini dikarenakan terjadinya penurunan anggaran eksplorasi yang hanya 1% dari anggaran cadangan eksplorasi dunia.
“Memang betul 10 tahun ini belum ada penemuan cadangan baru. Tahun 2006-2014 budgetnya 2,5% dari budget dunia, ada penurunan anggaran eksplorasi,” ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Rabu (14/04/2021).
Biaya eksplorasi dunia menurutnya mencapai US$ 100 juta dan Indonesia anggaran eksplorasi Indonesia hanya 1% dari biaya eksplorasi tersebut pada 2019.
“Budget eksplorasi Indonesia yang saya sebutkan 1% dari budget dunia 2019. US$ 100 juta biaya eksplorasi 2019, ya Indonesia 1% dari eksplorasi dunia,” paparnya.
Untuk menangani ini, menurutnya pemerintah bersama dengan DPR mengeluarkan UU Minerba baru yang juga ditujukan untuk mendorong eksplorasi.
“Ini dalam rangka menemukan sumber daya dan cadangan baru,” ujarnya.
Untuk lokasi yang sudah ada Izin Usaha Pertambangan (IUP) atau Kontrak Karya (KK)-nya, maka diwajibkan untuk menyediakan dana ketahanan cadangan untuk eksplorasi lebih lanjut.
Sementara untuk wilayah yang belum ada IUP dan KK-nya atau disebut “green area“, pihaknya akan mengoptimalkan penyelidikan dan penelitian.
“UU juga dorong BUMN dan BUMD, buka kesempatan junior mining company. Ini upaya pemerintah dorong eksplorasi,” ujarnya.
Jenis mineral yang bakal menjadi fokus dari eksplorasinya adalah mineral yang terkait dengan bahan baku energi ramah lingkungan, di antaranya timah, nikel, bauksit, tembaga, besi, dan logam tanah jarang
“Kegiatan mineral bahan baku untuk energi ramah lingkungan, kita fokuskan ke sana,” tegasnya.
Sumber: CNBC Indonesia