NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Upaya Harita Nickel dalam mengubah sisa hasil produksi (SHP) menjadi produk bernilai tambah kembali mendapat pengakuan dunia. Pada ajang Asia Corporate Excellence & Sustainability (ACES) Awards 2025, perusahaan yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, ini resmi meraih Green Innovation Award 2025, menjadikannya perusahaan pertambangan nikel pertama di Indonesia yang menorehkan sejarah.
Penghargaan ini diberikan karena rangkaian inovasi Harita Nickel, termasuk pemanfaatan terak (slag) nikel—yang merupakan residu dari pengolahan feronikel—menjadi bahan konstruksi, pembenah tanah untuk rehabilitasi lahan, hingga terumbu karang buatan (reef-cube) yang terbukti efektif memulihkan ekosistem laut.
Presiden ACES Awards, Dr. Shanggari Balakrishnan, memberikan apresiasi langsung atas komitmen Harita Nickel memperkuat keberlanjutan di industri tambang Indonesia.
“Upaya Anda memperkuat independent assurance dalam rantai nilai nikel Indonesia serta inisiatif perbaikan ekosistem, seperti reef-cube, menunjukkan inovasi yang berdampak,” ujarnya dalam keterangan tertulis, yang diterima Media Nikel Indonesia (www.nikel.co.id), Selasa (9/12/2025).
Shanggari juga menyoroti langkah penting Harita Nickel sebagai perusahaan pertambangan pertama di Indonesia yang secara sukarela mengikuti audit The Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA).
“Langkah tersebut membuktikan komitmen Harita Nickel terhadap praktik penambangan yang bertanggung jawab dan dapat diverifikasi,” tambahnya.
Direktur Health, Safety & Environment (HSE) Harita Nickel, Tonny Gultom, menyebut penghargaan ini merupakan hasil komitmen panjang perusahaan dalam meningkatkan standar keberlanjutan.
“Inovasi tidak lahir dalam sehari. Pencapaian ini merupakan hasil komitmen bersama untuk mendorong industri tambang menjadi lebih bertanggung jawab,” ungkap Tonny.
Ia menegaskan bahwa pemanfaatan slag nikel telah memberikan manfaat nyata dalam pengurangan dampak lingkungan.
“Pengakuan ini membuktikan bahwa upaya kami mengurangi dampak lingkungan melalui pemanfaatan slag nikel memberikan manfaat nyata bagi keberlanjutan dan diakui secara internasional,” tegasnya.
Tahun 2025 menandai penyelenggaraan ACES Awards yang ke-12. Ajang yang berlangsung di Hotel Intercontinental, Jimbaran, Bali, pada 28 November 2025 ini, dikenal sebagai penghargaan prestisius tingkat Asia bagi perusahaan yang menunjukkan kepemimpinan dan komitmen keberlanjutan. Sejak pertama digelar pada 2014, ACES Awards berkembang menjadi rujukan utama bagi organisasi dengan dampak positif dan praktik bisnis bertanggung jawab.
Sekedar informasi, PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel merupakan bagian dari Harita Group yang menjalankan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan di Pulau Obi. Selain mengelola IUP pertambangan, sejak 2016 perusahaan mengoperasikan pabrik peleburan nikel saprolit dan sejak 2021 memiliki fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel limonit dengan teknologi high pressure acid leach (HPAL).
Harita Nickel menjadi pionir pengolahan nikel limonit kadar rendah di Indonesia dan berhasil menghasilkan produk strategis mixed hydroxide precipitate (MHP). Lebih jauh, MHP ini juga telah diolah menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat, material inti untuk pembuatan katoda baterai kendaraan listrik.
Harita Nickel juga tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga memimpin transformasi industri tambang menuju praktik yang lebih bertanggung jawab, inovatif, dan berkelanjutan, baik di darat maupun di laut. (Shiddiq)






















