Beranda Berita Nasional BRIN Dorong Kolaborasi Riset dengan Industri untuk Tekan Biaya R&D EV

BRIN Dorong Kolaborasi Riset dengan Industri untuk Tekan Biaya R&D EV

266
0
Ketua Pusat Penelitian Energi dan Manufaktur BRIN, Cuk Supriyadi Ali Nandar (Foto: MNI)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan pentingnya kolaborasi riset antara lembaga riset dan pelaku industri kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) untuk menekan tingginya biaya riset dan pengembangan (research and development/R&D). Melalui pendekatan co-development, BRIN berupaya menciptakan model riset bersama yang efisien sekaligus mempercepat hilirisasi teknologi EV di Indonesia.

Peneliti sekaligus Ketua Pusat Penelitian Energi dan Manufaktur BRIN, Cuk Supriyadi Ali Nandar, mengatakan, biaya R&D menjadi salah satu tantangan utama dalam pengembangan teknologi EV nasional. Kolaborasi antara pemerintah dan industri menjadi solusi agar pengembangan teknologi tidak sepenuhnya membebani sektor swasta.

“Dari BRIN adalah dari sisi teknologi, jadi permasalahan-permasalahan di lapangan tentu bisa berbeda, dari negara satu dengan negara lain. Bahkan, di Indonesia pun kan berbeda-beda permasalahannya,” ujar Cuk dalam wawancara ekslusif dengan Media Nikel Indonesia (www.nikel.co.id), di pameran Evo Charge yang diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Kamis (6/11/2025).

https://indonesiamineclosure.com/#buy-tickets

Selain soal efisiensi R&D, dia juga menyoroti tantangan teknis yang dihadapi industri motor listrik, khususnya terkait perbedaan desain plug dan sistem pengisian daya antarmerek. Kondisi tersebut membuat biaya infrastruktur pengisian menjadi tinggi karena setiap produsen harus membangun sistemnya sendiri.

“Sekarang kalau untuk kendaraan roda empat tidak masalah, tapi untuk kendaraan roda dua itu kan plug-nya macam-macam, setiap merek mempunyai plug sendiri. Sehingga, mereka itu tidak bisa mengecas secara standar. Jadi sangat mahal, mereka harus membangun semuanya. Makanya kita ingin membuat suatu standar, biar mereka mengikuti,” jelasnya.

https://event.cnfeol.com/en/event/339

Menurutnya, standardisasi menjadi bagian penting dalam efisiensi industri EV. Dengan sistem yang kompatibel lintas merek, biaya investasi stasiun pengisian bisa ditekan dan pengguna lebih mudah mengakses fasilitas pengisian, seperti konsep “ATM bersama” yang bisa digunakan oleh semua penyedia.

Dia menegaskan, BRIN akan terus mengarahkan riset pada pengembangan teknologi yang relevan dengan kebutuhan lokal, termasuk mendorong lahirnya standar nasional untuk EV roda dua agar pengembangan industri berjalan efisien dan berkelanjutan. (Tubagus)