NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Efisiensi berkelanjutan dan optimalisasi fasilitas pengolahan nikel yang dilaksanakan PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (Harita Nickel) membuahkan hasil menggemberikan, yakni pertumbuhan konsisten perseroan.
PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (Harita Nickel) hingga kuartal III/2025 melakukan pembukuan pendapatan sebesar Rp22,40 triliun. Hal ini memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten pada persero ditengah memperkuat praktik pertambangan berkelanjutan dalam sektor hilir nikel.
Head of Investor Relations Harita Nickel, Lukito Gozali, mengatakan, pencapaian tersebut merupakan hasil efisiensi, berkelanjutan, optimalisasi fasilitas pengolahan nikel high pressure acid leach (HPAL) dan rotary kiln electric furnace (RKEF) di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Harita juga berhasil menumbuhkan nilai ekonomi dan memastikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
“Kombinasi antara kemajuan dalam penerapan standar keberlanjutan global dan kinerja finansial yang solid mencerminkan upaya konsisten perusahaan untuk menumbuhkan nilai ekonomi sekaligus menjaga keseimbangan sosial dan lingkungan,” katanya dalam keterangannya, Sabtu (1/11/2025).
Saat ini, Harita Nickel tengah menjalani audit penuh Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) sebagai komitmen korporasi ini dalam keberlanjutan perusahaan. Harita menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang menjalani audit penuh.
Lukito menjelaskan, partisipasi Harita Nickel dalam audit IRMA sebagai langkah penting guna memastikan seluruh proses bisnis perusahaan sesuai dengan standar global dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Dengan berlandaskan keseimbangan antara kinerja finansial yang solid, tata kelola yang kuat, serta kepedulian terhadap sosial dan lingkungan, Harita Nickel menegaskan perannya sebagai perusahaan yang tumbuh dengan tanggung jawab dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat serta masa depan industri nikel Indonesia,” pungkas dia.
Audit IRMA saat ini telah mencapai tahap peninjauan dan mencakup lebih dari 30.000 pekerja serta kontraktor di seluruh rantai operasional perusahaan hingga menjadikannya audit IRMA dengan cakupan tenaga kerja terbesar di dunia.
Harita Nickel saat ini melanjutkan pebangunan fasilitas RKEF ke-3 (KPS) dengan kapasitas produksi hingga 185.000 ton kandungan nikel dalam feronikel per tahun sebagai bagian dari strategi jangka panjang.
Proses pembangunan fase kedua hingga Oktober 2025 telah mencapai 91% sedangkan fase ketiga 44%. Pembangunan fasilitas tersebut diharapkan dapat memperkuat kontribusi Harita Nickel dalam hilirisasi nikel nasional serta memperkuat perusahaan. (Uyun)


























