Beranda Berita Nasional Anak Usaha PT PP Perkuat Bisnis Nikel, Dapat Kontrak Rp150 Miliar dari...

Anak Usaha PT PP Perkuat Bisnis Nikel, Dapat Kontrak Rp150 Miliar dari Antam

88
0
Ilustrasi Pertambangan Nikel (Freepik)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA — PT PP Presisi Tbk., anak usaha PT PP (Persero) Tbk, mendapatkan kontrak baru di sektor pertambangan nikel senilai Rp150 miliar. Proyek yang mencakup penyewaan alat berat tersebut berlokasi di Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Direktur Utama PT PP Presisi Tbk., Rizki Dianugrah, mengatakan, proyek tersebut juga mencakup dukungan unit bisnis pertambangan nikel (UBPN) milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

“Kontrak ini menegaskan langkah strategis PP Presisi dalam memperkuat portofolio bisnis di sektor pertambangan nikel nasional,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (25/10/2025).

Selain itu, Rizki menyatakan, pihaknya akan berkomitmen meningkatkan produktivitas, efesiensi, dan keberlanjutan untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.

“Pencapaian ini sejalan dengan visi PP Presisi untuk menjadi perusahaan jasa pertambangan dan konstruksi terkemuka di Indonesia,” ujarnya.

Dirinya menyampaikan, guna menunjang kegiatan produksi dan logistik dalam proyek tersebut PP Presisi akan menyediakan peralatan dan dukungan operasional. Selain itu, pihaknya juga berkomiten akan menjalankan setiap proyek dengan standar keselamatan, efisiensi, dan keberlanjutan yang tinggi.

Dia menegaskan komitmen perusahaannya dengan memperkuat dukungan operasionalnya dengan armada alat berat berteknologi modern dan tenaga profesional yang berpengalaman. Diketahui, adanya pencapaian kontrak baru ini terjadi ditengah peningkatan signifikan kinerja keuangan PP Presisi. Pada kuartal III-2025 dilaporkan laba bersih perseroan senilai Rp104,9 miliar melonjak 1.280% dari periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp7,6 miliar.

Kemudian, hingga akhir September 2025 tercatat total aset PP Presisi  mencapai Rp7,93 triliun meningkat dibandingkan dengan akhir tahun 2024 sebesarRp7,64 triliun. Hal ini menunjukkan eskpansi bisnis yang berkelanjutan. (Uyun)