NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi menggandeng empat perguruan tinggi untuk mempercepat eksplorasi potensi energi dan mineral strategis nasional. Kerja sama ini melibatkan Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, dan Universitas Padjadjaran (Unpad), dengan penugasan lapangan direncanakan berlangsung pada Oktober hingga Desember 2025.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, mengatakan, Indonesia memiliki 128 cekungan migas, namun sejauh ini baru 20 yang telah dieksplorasi. Kolaborasi dengan kampus akan membuka peluang percepatan penelitian dan pemetaan sumber daya energi nasional.
“Eksplorasinya bisa di banyak titik sesuai identifikasi awal, baik di darat atau laut. Harapannya, bisa ditemukan potensi energi dan mineral yang bisa mendorong pemanfaatan cekungan tadi menjadi sumber daya,” kata Yuliot, di Bandung, Rabu (22/10/2025).
Dia menegaskan, kegiatan ini murni berbasis riset dan tidak berkaitan dengan pemberian izin usaha pertambangan maupun pengelolaan tambang. Selain itu, kerja sama ini juga mendorong agar hasil inovasi kampus dapat diterapkan langsung ke dunia industri.
“Ini juga ada pengembangan teknologi yang dilakukan oleh perguruan tinggi, seperti di ITB, UGM, UPN dan Unpad, itu ada pengembangan-pengembangan teknologi berdasarkan riset yang ada di kampus juga bisa di deliver bagaimana hasil riset ini bisa dibawa ke industri. Jadi dengan kolaborasi antara Kementerian ESDM, Badan Geologi, dengan perguruan tinggi yang kami harapkan kegiatan ke-ekologian bisa ditingkatkan untuk waktu-waktu ke depan,” ujarnya.
Adapun fokus penelitian diarahkan pada mineral kritis, termasuk logam tanah jarang (rare earth), yang berperan penting dalam industri baterai dan kendaraan listrik. Diharapkan, kajian ini dapat mengakselerasi penemuan cadangan mineral baru guna memperkuat hilirisasi dan ketahanan energi nasional.
“Tapi ini selama ini belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Apalagi untuk kebutuhan industri dalam negeri. Dengan adanya survei yang kita lakukan, akan diketahui spot-spot di mana saja potensinya,” tambahnya
Pemerintah berharap keterlibatan akademisi dapat meningkatkan kualitas eksplorasi sekaligus memperkuat basis data sumber daya geologi Indonesia ke depan. (Tubagus)
























