NIKEL.CO.ID, TANGERANG – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengumumkan capaian positif ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 yang berhasil melampaui target nilai transaksi. Hingga hari penutupan, total transaksi mencapai US$22,8 miliar atau setara dengan Rp376,2 triliun, meningkat signifikan dibanding target awal sebesar US$16,5 miliar.
“Transaksi yang terjadi selama Trade Expo Indonesia ke-40 meliputi perdagangan barang sebesar US$17,9 miliar, perdagangan jasa sebesar US$443,7 juta, dan investasi sebesar US$4,37 miliar,” ujar Budi saat menutup TEI 2025, di Indonesia Exhibition Center (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten, Minggu (19/10/2025).
Budi menuturkan, nilai transaksi tersebut terdiri atas penandatanganan nota kesepahaman (MoU) senilai US$2,27 miliar, transaksi langsung (on the spot) sebesar US$71,6 juta, serta hasil business matching senilai US$63,4 juta. Menurutnya, capaian business matching tahun ini meningkat hingga 88 persen dibanding tahun sebelumnya.
Secara khusus, Kementerian Perdagangan juga mencatat kontribusi signifikan dari pelaku UMKM, dengan nilai transaksi mencapai US$474,7 juta atau sekitar Rp7,8 triliun.
“Selamat kepada para UMKM yang telah berpartisipasi. Pemerintah berkomitmen terus mendorong ekspor produk lokal yang kompetitif,” katanya.
Budi menambahkan, lima negara dengan transaksi tertinggi selama TEI 2025 adalah India (US$4,3 miliar), Belanda (US$3,9 miliar), Vietnam (US$3,3 miliar), Filipina (US$3,1 miliar), dan Tiongkok (US$2,4 miliar).
Sementara itu, lima kelompok produk yang paling diminati meliputi produk pertambangan (US$5,5 miliar), logam mulia (US$2,7 miliar), minyak kelapa sawit dan turunannya (US$2,3 miliar), charcoal dan briket (US$1,6 miliar), serta suku cadang (US$1,4 miliar).
Pada kesempatan yang sama, Budi juga menyoroti hasil dari program Pangan Nusa yang berhasil menarik minat pembeli internasional dari Belanda, Malaysia, Italia, Australia, dan Singapura. Program tersebut menghasilkan kerja sama ekspansi kuliner ke luar negeri dengan potensi nilai US$7,3 juta, serta peluang business matching senilai US$37,6 juta dan transaksi on the spot sebesar US$2,4 juta.
“Capaian ini menunjukkan bahwa sektor jasa dan kuliner Indonesia memiliki potensi besar di pasar global. Kami akan terus memperkuat fasilitasi agar pelaku usaha dalam negeri semakin berdaya saing,” pungkasnya. (Tubagus)


























