Beranda Daerah IMIP Dorong Pengembangan Hortikultura untuk Ekonomi Masyarakat Pascatambang

IMIP Dorong Pengembangan Hortikultura untuk Ekonomi Masyarakat Pascatambang

1065
0
Program Holtikultura PT IMIP untuk meningkatkan perekonomian pascatambang untuk masyarakat sekitar tambang
https://inassda.org/event/inassda-full-day-seminar-on-stainless-steel/

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) terus menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan dengan mengembangkan program hortikultura di kawasan lingkar industri sebagai bagian dari strategi peningkatan ekonomi masyarakat pasca-tambang.

Program ini bertujuan mentransformasi lahan tidak produktif menjadi lahan pertanian bernilai ekonomi tinggi, yang secara langsung memberikan manfaat bagi masyarakat lokal. Melalui program ini, IMIP mendorong kemandirian ekonomi warga dengan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan keterampilan bertani yang berkelanjutan.

“Melalui pengembangan hortikultura, kami ingin menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar kawasan industri. Program ini membuka peluang kerja baru sekaligus meningkatkan keterampilan bertani yang berkelanjutan,” ujar Tarya, PIC Program Budidaya Sumberdaya Hayati CSR PT IMIP, melalui pers rilis, Jumat (17/10/2025).

Kegiatan ini memanfaatkan lahan tidur di sekitar kawasan industri untuk ditanami berbagai komoditas sayur, sekaligus menjaga ketahanan pangan dan mendukung pola tanam ramah lingkungan. Berdasarkan hasil penilaian dari CSR IMIP, sejumlah desa di Kecamatan Bahodopi memiliki potensi besar untuk pengembangan hortikultura, di antaranya Desa Lele, Makarti Jaya, Lalampu, Dampala, Bahomakmur, dan Bahodopi.

https://ni-cr-mn-stainlesssteelapac.metal.com/

Sejauh ini, telah terbentuk tiga kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Suka Maju (13 ha) dan Kelompok Tani Berkah Mobula (6 ha) di Desa Lele, serta Kelompok Tani Pomponangi (9 ha) di Desa Makarti Jaya.

IMIP juga menggandeng kelompok tani dan pemerintah daerah untuk memastikan keberlanjutan program. Hasil panen sebagian diserap oleh kebutuhan pangan internal kawasan industri, sementara sisanya dijual ke pasar lokal dan regional.

“Ini bukan sekadar proyek pertanian, tetapi langkah strategis dalam membangun keseimbangan antara pertumbuhan industri dan keberlanjutan lingkungan,” tambah Tarya.

Dengan inisiatif ini, IMIP berharap kawasan lingkar industri tidak hanya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi berbasis nikel, tetapi juga berkembang sebagai sentra pertanian produktif yang menopang kesejahteraan masyarakat lokal di Sulawesi Tengah. (Shiddiq)