Beranda Berita Nasional Shantui Siapkan Teknologi Euro 5, Meski Tambang Masih Terapkan Standar Emisi Lama

Shantui Siapkan Teknologi Euro 5, Meski Tambang Masih Terapkan Standar Emisi Lama

218
0
Foto: Alat Berat yang Dipamerkan Shantui di Indonesia Energy & Engineering Series 2025

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Indonesia saat ini mengacu pada standar emisi Euro 4 untuk kendaraan, sementara Tiongkok sudah berada satu tingkat lebih maju dengan Euro 5. Namun, khusus di lingkungan pertambangan, standar emisi yang masih digunakan relatif lebih rendah, yakni Euro 2, dengan alasan kondisi geografis dan kepadatan penduduk.

“Indonesia mengacu pada Euro 4 saat ini. Itu adalah standar emisi gas buang yang ramah lingkungan. China sudah satu tingkat di atasnya, yakni standar Euro 5,” ujar Branch Manager Shantui, Yoseph Van Susanto, di Indonesia Energy & Engineering (IEE) Series 2025, Sabtu (20/9/25).

Yoseph menuturkan, penerapan standar Euro 2 di area tambang masih dianggap relevan. Pasalnya, kawasan tersebut terbuka dan jauh dari pemukiman padat penduduk.

“Kalau di tambang, standar emisi Euro 2 itu masih teraplikasi. Dengan alasan di sana nggak padat penduduk, hanya ada 100 orang atau 1.000 orang pekerja. Beda kalau itu dipakai di jalan umum, jalan raya. Itu dinilai membahayakan,” jelasnya.

Meski begitu, dia mengatakan, Shantui sudah menyiapkan teknologi terbaru yang sesuai dengan standar global.

“Kalau kita bicara teknologi, kita masih ada teknologi lama, dan kita sudah siapkan teknologi yang kalau di Indonesia standar Euro 4, kita sudah ada standar Euro 5. Sama juga kalau di alat berat kurang lebihnya seperti itu,” katanya.

Ia menambahkan, perkembangan teknologi mesin kini lebih banyak mengandalkan sistem elektrikal, terutama untuk menekan emisi dan konsumsi bahan bakar.

Electrical itu lebih ke gas buang dan konsumsi bahan bakar. Namanya common rail. Jadi, kalau orang bilang ‘yang ini sudah electrical’, mereka ada ketakutan,” paparnya.

Ketakutan itu, katanya, muncul karena kualitas bahan bakar di lapangan belum semuanya ideal. Namun, produk yang ditawarkan industri alat berat sudah mengantisipasi tantangan tersebut.

“BBM yang harus dipakai di tambang itu tidak semuanya bagus. Ini mungkin jadi salah satu keunggulan kita karena kita punya sistem saringan di bahan bakar sampai ke mesin juga lebih bagus. Harus jadi electrical,” pungkasnya. (Uyun)