NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Presiden RI menegaskan komitmennya terhadap transisi energi hijau dengan meminta seluruh pembangunan di Indonesia pada 2035 sudah berbasis energi terbarukan. Arahan tersebut disampaikan sebagai upaya mempercepat pengurangan ketergantungan pada energi fosil.
“Presiden sangat hati-hati ketika berbicara soal energi. Ini menjadi momentum kuat yang harus ditangkap semua pemangku kepentingan,” ujar Pemimpin Redaksi Kumparan, Arifin Asydhad, di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (17/9/2025).
Menurut Arifin, percepatan penyediaan energi bersih menjadi tantangan utama yang harus dijawab oleh pemerintah dan para menteri terkait.
“Persoalannya pertama adalah bagaimana kita bisa mempercepat upaya-upaya penyediaan energi bersih. Tentu para pemerintah negara, para menteri harus bekerja keras bagaimana bisa merealisasikan pencepatan energi, dari energi fosil menjadi energi berubah-ubah ,” tambahnya.
Sejumlah alternatif energi bersih mulai bermunculan dan dikembangkan di Indonesia, di antaranya panas bumi (geotermal), tenaga surya, hidrogen, biomassa, hingga pengolahan sampah menjadi energi.
“Sampah sekarang menjadi masalah aktif saat ini, Beberapa hari yang lalu juga banjir di Bali,” ungkapnya.
Ia juga berharap forum-forum energi dapat menghasilkan ide dan langkah konkret dalam mempercepat transisi energi hijau.
“Langkah-langkah percepatan pada energi hijau, termasuk tim industri dan tim ekonomi, saya yakin bisa menjadi salah satu penopang terhadap geoteknologi dan geodesain,” katanya lagi.
Pemerintah menargetkan transisi energi hijau bukan hanya sebagai solusi lingkungan, tetapi juga motor pertumbuhan ekonomi baru. (Uyun)