Beranda Berita Nasional APNI: Indonesia Sudah Terapkan Prinsip-prinsip ESG dengan Kearifan Lokal

APNI: Indonesia Sudah Terapkan Prinsip-prinsip ESG dengan Kearifan Lokal

208
0
Foto: MNI/Tubagus Rachmat

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Indonesia terus memperkuat posisi strategisnya dalam transisi energi global, terutama melalui sektor nikel. Tidak hanya menjadi penyuplai volume nikel dunia, Indonesia kini fokus untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk agar mampu menembus pasar premium, khususnya di Eropa dan negara-negara dengan persyaratan environment, social, governance (ESG) yang ketat.

Dewan Penasihat Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Djoko Widajanto, menekankan bahwa penerapan prinsip ESG di industri tambang Indonesia sudah berjalan lama, dengan menggabungkan standar internasional dan kearifan lokal.

“Kita punya aturan. Kita bicara selalu dari dasar hukumnya bahwa ESG ini sudah terakar di UU No. 9, No. 3, kemudian Kepmen ESDM 1827 dan sebagainya yang menyarankan tambang untuk mengikuti ESG. Nah tambang Indonesia sudah mengikuti tapi dengan menggunakan dasar-dasar kearifan lokal, yaitu kebudayaan dan kebiasaan yang kita miliki,” ujar Djoko, dalam gelaran Kumparan Green Initiative Conference 2025, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (18/9/2025).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sejarah penerapan ESG di Indonesia sebenarnya sudah berlangsung cukup lama, termasuk pada sektor timah sejak 2017. Upaya tersebut, sambungnya, menjadi bukti bahwa Indonesia tidak hanya mengikuti arus, tetapi juga berinisiatif membangun standar yang mendekati praktik global.

“Sejarah kita mengenai ESG ini sudah lama sebenarnya. Saya terlibat di pembentukan ESG untuk timah 2017 dan sudah bisa dijadikan kalau nanti para peminat ESG ini membaca di www.rmi.org itu ada dari timah sudah mengikuti standar mereka. Tetapi, standar mereka ini kan juga kalah kalau dibandingkan dengan standar-standar yang lainnya. Kemudian kita lihat Vale walaupun bukan anggota APNI, Vale ini sudah menerapkan ICMM (International Council on Mining and Metals, red.). Jadi standar-standar Indonesia ini sudah dicoba, didekati dengan kemampuan kita dan berhasil,” jelasnya.

Dengan kombinasi pengalaman panjang, penerapan ESG, dan strategi penyesuaian terhadap tuntutan global, Indonesia berupaya menggeser posisi dari sekadar penyuplai volume nikel menjadi pemain utama di pasar premium. Langkah ini diyakini akan memperkuat citra industri nikel Indonesia sekaligus meningkatkan nilai ekonomi dari sumber daya mineral nasional. (Tubagus)